Usia di bawah 25 tahun, mahasiswa tampan ini sukses rintis 4 usaha

Kepo Stories

Ragam / Kepo Stories

Usia di bawah 25 tahun, mahasiswa tampan ini sukses rintis 4 usaha

Usia di bawah 25 tahun, mahasiswa tampan ini sukses rintis 4 usaha

KEPONEWS.COM - Usia di bawah 25 tahun, mahasiswa tampan ini sukses rintis 4 usaha Menjadi pengusaha, bukanlah perkara yang mudah. Apalagi kalau dilakukan saat usia masih sangat muda, sudah tentu banyak halangan dan rintangan yang sudah siap menanti. Namun sepertinya ini tak berlaku...

Menjadi pengusaha, bukanlah perkara yang mudah. Apalagi kalau dilakukan saat usia masih sangat muda, sudah tentu banyak halangan dan rintangan yang sudah siap menanti.

Namun sepertinya ini tak berlaku bagi seorang mahasiswa yang usianya saja masih di bawah 25 tahun. Ya, siapa menyangka mahasiswa berparas ganteng ini ternyata bisa merintis 4 usaha.

Muhammad Khairul Apriatama namanya. Saat melihat cowok berkacamata ini malah yang timbul di pikiran ialah seorang model, bukan pengusaha muda.

foto: Dok. Pribadi

Saat temui pada Selasa (13/3), ia memperkenal diri sebagai mahasiswa tingkat akhir di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta.

Cowok asal Lombok ini pun mulai menceritakan awal mula ia terjun di dunia usaha. Tama begitu panggilannya menuturkan kalau ia mengawali usaha di bidang fashion sekitar akhir tahun 2015 bersama salah satu saudaranya. Bermodalkan uang tabungan, Tama pun mulai berbisnis kecil-kecilan hingga akhirnya berkembang.

foto: Dok. Pribadi

"Saya usaha baju batik dan baju wanita. Kalau batiknya Arka Batik Jogja. Untuk pakaian wanita namanya MIB Fashion," ungkap Tama kepada.

Mengaku jiwanya ada di dunia usaha, di awal tahun 2018 Tama pun mengembangkan bisnisnya di bidang masakan. Ia sudah memiliki dua usaha masakan di antaranya ada Ceritanya Katsu dan Ceritanya Gule. Kedua usaha masakan ini diakui Tama baru ada di Jogja.

foto: Dok. Pribadi

Cowok bertubuh atletis ini juga memiliki hobi memasak. Tak heran jikalau ia begitu yakin untuk meneruskan usahanya di bidang masakan. Meski memulai usaha banyak hambatan, ternyata tak membuat Duta Kependudukan DIY 2015 ini menghentikan usahanya.

"Selama ini Alhamdulillah enggak ada halangan yang berarti sih mbak.. Cuma mempertahankan komitmen aja rada berat. Kalau pas sepi harus kuat mentalnya. Karena ya namanya jualan pasti ada naik turunnya," ungkap mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi ini.

Disinggung soal awal ketertarikannya memilih usaha di usia muda, Tama pun menjawab dengan senang hati.

"Saya milih usaha awalnya gara-gara pernah magang dulu mbak. Dan saya tahu ritme kerja di perusahaan itu tidak sesuai dengan ekspektasi saya sebelumnya. Dan dari situ saya mulai mikir, kalau saya nggak kerja otomatis dapat duit darimana. Dan akhirnya saya memutuskan untuk usaha sendiri. Sepertinya lebih baik ngegaji karyawan daripada jadi karyawan," tambahnya dengan penuh semangat.

Cowok yang juga seorang koreografer ini juga mengatakan meski sibuk berbisnis, tetap tak mengganggu waktunya nongkrong bersama teman-temannya. Ia bisa membagi waktunya kapan harus mengurus bisnisnya dan kapan kuliah serta kumpul bersama teman-temannya.

foto: Dok. Pribadi

Selain menjadi pengusaha muda, Tama memang kerap diminta untuk menjadi koreografer dalam pemilihan-pemilihan duta dari banyak sekali bidang. Selain itu, ia juga seorang penyiar di mana sering ikut dalam liputan-liputan untuk stasiun televisi swasta.

Anak sulung dari tiga bersaudara ini juga ternyata brand ambassador klinik kecantikan ternama di Indonesia, Larissa. Ia bisa mengalahkan 1000 lebih kontestan dan bisa meraih penghargaan sebagai Best Talent.

Di akhir perbincangan dengan, Tama juga memberikan sedikit tips bagi para mahasiswa yang ingin berbisnis tanpa mengganggu waktu kuliah dan waktu bersama teman-teman.

"Kalau buat mahasiswa yang mau mulai usaha, jangan berekspektasi terlalu tinggi. Nikmati saja prosesnya karena naik turun itu wajar. Yang penting tetap yakin dan jangan putus asa serta terus berinovasi. Apalagi usaha yang di mulai dari nol, harus kuat mental," ungkap Tama.

(ton)

Comments