Ultraviolet yang Melimpah Bisa Untungkan Indonesia Atasi Pandemi COVID-19

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Ultraviolet yang Melimpah Bisa Untungkan Indonesia Atasi Pandemi COVID-19

Ultraviolet yang Melimpah Bisa Untungkan Indonesia Atasi Pandemi COVID-19

KEPONEWS.COM - Ultraviolet yang Melimpah Bisa Untungkan Indonesia Atasi Pandemi COVID-19 Ketika pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia menjadi rajin berjemur sinar matahari di pagi hari. Aktivitas ini ternyata bisa menguntungkan terkait mengatasi virus corona, mengapa? Dikutip dari Krjogj...

Ketika pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia menjadi rajin berjemur sinar matahari di pagi hari. Aktivitas ini ternyata bisa menguntungkan terkait mengatasi virus corona, mengapa?

Dikutip dari Krjogja.com, peneliti Deep Learning dan Sistem Cerdas Universitas Brawijaya Malang, Novanto Yudistira memaparkan data yang didapatkan terkait persebaran Virus Corona Covid-19 di seluruh dunia.

Dia menyimpulkan Virus Corona menyebar dengan cepat di negara-negara yang terletak di iklim subtropis terutama yang mempunyai aktivitas ekonomi serta kepadatan populasi. Dalam penelitian yang dikirimkan pada media, Minggu 5 April 2020, Novanto memaparkan indeks Ultraviolet (UV) dan Ozon juga mempunyai korelasi dengan penyebaran global pandemi Covid-19. Ia membandingkan banyaknya kasus yang terjadi di negara subtropis dengan negara-negara tropis salah satunya Indonesia.

Peneliti Brawijaya

Sinar UV dsn Ozon sudah cukup kuat untuk diperhitungkan sebagai faktor untuk meminimalkan efek pandemi Covid-19. Tapi, di kota-kota terdapat polusi udara yang berat, indeks UV tinggi mungkin tidak ada artinya dalam menonaktifkan virus, jelasnya.

Disebutkan Novanto negara-negara subtropis utara meliputi sebagian besar Eropa (kecuali Skandinavia), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Barat serta Amerika Serikat mulai beranjak menuju musim semi mempunyai kecenderungan grafik menurun. Namun perlu adanya perhatian untuk daerah subtropis selatan yang akan memulai musim gugur menuju musim dingin.

Lockdown bertahap dari longgar ke ketat di negara-negara subtropis selatan sesuai penurunan indeks UV dari waktu ke waktu dapat diperhitungkan untuk mengurangi beban ekonomi. Di subtropis utara, khususnya Italia yang punya kasus terbanyak di Erupa terlihat juga data rendahnya indeks UV periode Januari-Maret 2020 ditambah polusi udara yang terkonsentrasi di Italia bagian utara menunjukkan korelasi dengan banyaknya orang terjangkit Covid-19, ungkapnya lagi.

Sementara terkait Indonesia yang mempunyai iklim tropis dengan UV yang masuk kategori tinggi menjadi keuntungan terkait penyebaran Covid-19.

Ini keuntungan kita dengan UV yang tinggi sepanjang musim. Ini yang menurut data yang kami miliki membuat penyebaran Covid-19 tidak seeksklusif di negara-negara subtropis yang punya suhu udara maksimal 18 derajat celsius saat musim dingin, sambung dia.

Hanya, Novanto meminta seluruh pihak untuk memperhatikan kota-kota dengan tingkat polusi udara tinggi yang sangat mungkin mempengaruhi persebaran virus. Harus diantisipasi juga bahwa fase eksponensial akan tinggi karena meski indeks UV tinggi tapi tingkat polusi udara juga tinggi, pungkasnya.

(hel)

Comments