Tradisi Pacu Jawi Masuk Agenda Wisata Turis Asing

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Tradisi Pacu Jawi Masuk Agenda Wisata Turis Asing

Tradisi Pacu Jawi Masuk Agenda Wisata Turis Asing

KEPONEWS.COM - Tradisi Pacu Jawi Masuk Agenda Wisata Turis Asing Selasa, 21 Maret 2017 | 13:00 WIBSeorang joki berusaha mengendalikan sapi (Jawi) ketika mengikuti kegiatan olahraga tradisional Pacu Jawi (Balap Sapi), di Tanah Datar, Sumatera Barat, 13 Agustus 2016....

Selasa, 21 Maret 2017 | 13:00 WIB

Tradisi Pacu Jawi Masuk Agenda Wisata Turis Asing

Seorang joki berusaha mengendalikan sapi (Jawi) ketika mengikuti kegiatan olahraga tradisional Pacu Jawi (Balap Sapi), di Tanah Datar, Sumatera Barat, 13 Agustus 2016. Tradisi ini telah menjadi atraksi wisata untuk menarik wisatawan asing dan wisatawan lokal. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Tanah Datar - Dua pasang jawi (sapi) dewasa yang dipandu dua joki lelaki berusia sekitar 35 tahun nampak bersiap-siap akan memulai lomba.

Tiap pasangan sapi itu disatukan dua alat seperti bajak yang terikat satu sama lain. Di antara keduanya nampak gagah sang joki memegang tali yang terhubung dengan leher sapi dan ekor-ekor hewan itu juga dia genggam.

Arena pacuan ialah persawahan yang habis dipanen. Arena itu penuh lumpur dan air setinggi mata kaki orang dewasa. Lokasinya di hamparan sawah Subarang Koto Hiliang, Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Lintasan lomba yang becek itu sepanjang sekitar 100 meter dan lebarnya sekitar 25 meter. Di sisi-sisi lintasan dan dibatasi tali plastik nampak berbaris ratusan penonton. Mereka ada yang duduk, jongkok dan berdiri untuk menyaksikan jagoannya berpacu.

Para penonton laki-laki dan wanita serta bermacam-macam pula tingkatan usianya. Anak orang tua, dewasa, remaja, anak-anak, balita hingga bayi yang masih dalam gendongan ibunya.

Asal penonton pun beragam. Ada orang lokal Tanah Datar, Sumatera Barat dan wilayah lainnya di Sumatera bahkan Indonesia yang jadi wisatawan. Diantara mereka juga nampak orang asing berkulit putih. Ya, mereka wisatawan mancanegara yang penasaran ingin menonton aksi para sapi dan jokinya menembus lumpur beradu cepat untuk sampai ke garis finish..

Di tengah gemuruh penonton juga nampak sejumlah fotografer lokal dan mancanegara, juga beberapa juru kamera. Lensa-lensa di kamera mereka panjang-panjang dan tak sedikit yang memakai tripot. Mereka siap-siap mengabadikan momen pacuan jawi.

Suasana di lokasi pacuan seperti pesta malam. Ribuan penonton tumpah ruah, dan para pedagang makanan, minuman, mainan anak-anak dan aksesoris juga berdatangan menjajakan dagangannya.

Payung-payung besarpun terkembang oleh para pedagang untuk peneduh tempatnya berjualan. Ratusan ribu, jutaan hingga puluhan juta rupiah beredar hingga ekonomi pun berputar.

Acara yang berlangsung pada sore hari hingga matahari kembali keperaduannya. Tradisi yang telah turun temurun ini makin hangat dengan alunan musik-musik tradisional Minang yang diputar panitia dengan alat pengeras suara.

Sementara itu dua pasangan jawi nampak bersiap digaris star. Setelah semua benar-benar "ready", baru seorang panitia mengibarkan bendera start, bertanda dimulainya pacuan.

Selanjutnya: Cipratan Lumpur ditengah Sorak-sorai Penonton

Comments