Tradisi Nikah Suku Miao di China, Pengantin Berhias Perak

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Tradisi Nikah Suku Miao di China, Pengantin Berhias Perak

Tradisi Nikah Suku Miao di China, Pengantin Berhias Perak

KEPONEWS.COM - Tradisi Nikah Suku Miao di China, Pengantin Berhias Perak Nanjing - Umumnya perak hanya menjadi perhiasan bagi kaum hawa. Namun bagi wanita etnis Miao di China, perak jadi syarat utama untuk menikah.Menyebut etnis minoritas Miao yang tinggal di pegunungan Pr...

Nanjing - Umumnya perak hanya menjadi perhiasan bagi kaum hawa. Namun bagi wanita etnis Miao di China, perak jadi syarat utama untuk menikah.

Menyebut etnis minoritas Miao yang tinggal di pegunungan Provinsi Guizhou, tidak lepas dari budaya pengrajin perak. Bedanya, perak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari etnis Miao.

Dilansir detikTravel dari BBC, Kamis (19/10/2017) perak juga memegang peranan vital dalam hidup wanita dari etnis Miao. Terutama untuk urusan pernikahan.

Semenjak dari umur tujuh tahun, wanita etnis Miao pun sudah dibekali dengan keterampilan untuk membuat pakaian dengan motif yang kompleks. Bagi wanita yang sudah lebih tua, malah diwajibkan memakai kalung dan perhiasan perak yang boleh dibilang cukup berat.

Perempuan jadi bagian penting bagi perempuan etnis Miao (BBC Travel)Perempuan jadi bagian penting bagi perempuan etnis Miao (BBC Travel)

Begitu pentingnya peran perak dalam budaya wanita etnis Miao. Bahkan ada pepatah kuno Miao yang mengatakan, perempuan bukanlah perempuan tanpa perak.

Salah satu wanita dari etnis Miao yang bernama Guanghui Wu atau akrab disapa Wu juga membagikan ceritanya ketika menikah. Kala itu ia bahkan sampai mengenakan aksesori perak di kepala dan bahunya dengan total berat hingga 10 Kg!

"Setiap perempuan harus memiliki satu set perak untuk menikah," ujar Wu.

Tidak sedikit juga keluarga dari etnis Miao yang beranggapan, kalau anak perempuan mereka tidak bisa menikah jikalau belum memiliki satu set pakaian perak. Bahkan setiap keluarga rela menabung hingga 10 tahun untuk mempersiapkan perak dan hari pernikahan.

Selain menjadi mahar utama untuk menikah, perak juga menjadi lambang gengsi dan status bagi sang wanita dan keluarganya.

"Kamu bisa melihat kekayaan sebuah keluarga dari perak yang anak perempuan mereka kenakan," tambah Wu.

Wu dan keluarganya pun dikenal sebagai pembuat perak selama tiga generasi. Ayah Wu yang berprofesi sebagai pengrajin perak pun berasal dari Hongxi yang dikenal sebagai desa pembuat perak semenjak 100 tahun silam.

Budaya membuat perak telah mengakar daging bagi etnis Miao (BBC Travel)Budaya membuat perak telah mengakar daging bagi etnis Miao (BBC Travel)

Namun tidak hanya jadi bagian budaya dan mahar kawin, aneka kerajikan perak juga dibuat oleh Wu secara manual dan dijual di pasar sekitar. Lumayan lah untuk mencari tambahan dana demi keberlangsungan hidup.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, tradisi membuat perak ini pun mulai ditinggalkan oleh para penghuni desa dan masyarakatnya. Walau begitu, Wu tetap ingin memepertahankn toko dan budayanya tersebut. Semoga saja budaya unik ini bisa terus bertahan dan dilestarikan. (rdy/fay)

Comments