Ternyata, Salah Satu Gereja Tertua se-Asia Ada di Jakarta

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Ternyata, Salah Satu Gereja Tertua se-Asia Ada di Jakarta

Ternyata, Salah Satu Gereja Tertua se-Asia Ada di Jakarta

KEPONEWS.COM - Ternyata, Salah Satu Gereja Tertua se-Asia Ada di Jakarta Jakarta - Di balik aneka gedung bersejarah di Jakarta, ada Gereja Sion di daerah Pinangsia. Ternyata, gereja itu salah satu yang tertua di Asia Timur dan Tenggara. Memiliki nama asli Portugeesche Buit...

Jakarta - Di balik aneka gedung bersejarah di Jakarta, ada Gereja Sion di daerah Pinangsia. Ternyata, gereja itu salah satu yang tertua di Asia Timur dan Tenggara.

Memiliki nama asli Portugeesche Buitenkerk atau dikenal juga sebagai Gereja Portugis, Gereja Sion ternyata sudah dibangun sejak 19 Oktober 1693 lewat peletakan batu pertama oleh Pieter van Hoorn. Pembangunanya sendiri memakan waktu dua tahun dan selesai pada tahun 1695.

Apabila dihitung hingga tahun ini, Gereja Sion akan berulang tahun yang ke 322 tahun. Waktu yang tidak sebentar untuk sebuah perjalanan. Bersama rombongan komunitas @iwashere_id, detikTravel pun menjelajahi jejak Portugis di Jakarta pada hari Minggu kemarin (8/11/2016).

"Peletakan batu pertama itu tahun 1963, kalau dihitung sampai hari ini umurnya sudah 322 tahun. Bahkan gedung ini tertua, bukan cuma di Indonesia tapi di Asia," terang pemandu sejarah setempat, Tasum pada detikTravel.

 Pak tasum selaku pemandu setempat (Randy/detikTravel)Pak Tasum selaku pemandu setempat (Randy/detikTravel)Dalam penelusuran detikTravel, Gereja Sion kalah tua dari Basilika St Martin di Filipina yang selesai dibangun tahun 1575. Meskipun gereja tesebut pernah hancur dan dibangun ulang.

Meski begitu, Gereja Sion adalah yang tertua di Indonesia dan salah satu yang tertua di Asia Tenggara dan bahkan Asia Timur. Gereja Sion yang menganut aliran Kristen Protestan memang menjadi rumah ibadah bagi orang Portugis yang dahulu dibawa sebagai tahanan oleh pihak Belanda dari Malaka.

Gereja Sion yang menganut aliran Kristen Protestan memang menjadi rumah ibadah bagi orang Portugis yang dahulu dibawa sebagai tahanan oleh pihak Belanda dari Malaka.

Kini, tak sedikit dari keturunan para orang Portugis (kaum Kardijkers) yang masih datang dan beribadah di Gereja Sion setiap minggunya.

Selain sarat akan unsur historis, Gereja Sion pun tidak banyak berubah sejak pertama kali didirikan. Seperti diungkapkan oleh pak Tasum, hampir semua barang di dalam Gereja adalah original atau asli sejak dulu.

"Di sini masih ori semua, gak ada yang KW," canda Tasum.

Interior gereja yang masih orisinil (Randy/detikTravel)Interior gereja yang masih orisinil (Randy/detikTravel)Masuk ke dalam, traveler dapat melihat lantai gereja yang terbuat dari batu padat. Ditambahkan oleh Tasum, setiap lantai batu yang ada memiliki berat hingga 10 kg. Untuk dasarnya, ada fondasi kayu dolken yang ditanam dan diberi tambahan pasir di atasnya.

"Setiap lantai ini beratnya sampai 10 Kg, di bawahnya dilapis kayu dolken yang ditanam lalu di atasnya dikasih pasir," terang Tasum.

Orgel bersejarah yang masih dapat dioperasikan (Randy/detikTravel)Orgel bersejarah yang masih dapat dioperasikan (Randy/detikTravel)Selain lantai gereja yang masih terbuat dari batu, Gereja Sion juga memiliki alat musik Orgel atau organ pipa yang berasal dari abad 18. Yang hebatnya, orgel itu masih dioperasikan setiap minggu pertama di awal bulan.

Peninggalan bersejarah lain pun dapat dilihat pada mimbar di bagian altar, lonceng serta sejumlah nisan dalam bahasa Belanda yang terdapat di luar gereja. Sungguh luar biasa.(rdy/rdy)

Comments