Sosok dr. Rai Sang Penyelamat Penderita Skizofrenia di Bali

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Sosok dr. Rai Sang Penyelamat Penderita Skizofrenia di Bali

Sosok dr. Rai Sang Penyelamat Penderita Skizofrenia di Bali

KEPONEWS.COM - Sosok dr. Rai Sang Penyelamat Penderita Skizofrenia di Bali SKIZOFRENIA merupakan sebuah gangguan otak dimana tidak ada keseimbangan kimiawi yang gejalanya berupa gangguan jiwa. Banyak orang yang menganggap Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dianggap sebagai orang...

SKIZOFRENIA merupakan sebuah gangguan otak dimana tidak ada keseimbangan kimiawi yang gejalanya berupa gangguan jiwa. Banyak orang yang menganggap Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dianggap sebagai orang gila. Namun, sebenarnya ODS tidaklah gila dan bisa disembuhkan dengan treatment yang tepat.

Mirisnya banyak sekali pasien ODS mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan seperti dipasung atau ditelantarkan hingga menggelandang oleh anggota keluarganya. Tentunya kalau tidak dirawat dan dibimbing dengan baik, para pasien ini bisa membahayakan dan berpotensi untuk membunuh.

Seorang Psikolog dari komunitas Rumah Berdaya Denpasar, Bali, dr. Rai SpKJ mengatakan para penderita ODS dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bisa disembuhkan dengan treatment yang tepat. Bahkan dengan tangan dinginnya, dr. Rai bisa membuat empat pasiennya sembuh dan memberdayakan mereka sebagai karyawan di Rumah Berdaya.

Intip Gaya Hot Mom Jennifer Bachdim Pakai Bikini di Kolam Renang

"Ada empat orang yang sudah lulus dari tempat ini dan telah pulih justru menjadi pegawai di Ruimah Berdaya dengan memanfaatkan kuota disabilitas. Mereka mengedukasi membantu kami para dokter sehingga akan menjadi lebih efektif bagi keluarga yang belum paham jikalau mereka harus berobat," terang dr. Rai saat diwawancarai Okezone, Rabu (24/4/2019).

Lebih membanggakannya lagi, beberapa pasien yang dulunya pernah dirawat oleh dr. Rai, kini justru bisa produktif dan bekerja layaknya manusia pada umumnya. Beberapa dari mereka ada yang bekerja sebagai ojek online, meskipun demikian mereka tak lupa dan masih sering mengunjungi Rumah Berdaya tempat mereka direhabilitasi sebelumnya.

"Ada juga beberapa alumni yang kini sudah bekerja seperti ngegrab atau ojek, siang ikut kesini ikut nongkrong-nongkrong. Ada juga yang bekerja nyablon di sini dan sekarang sudah menyablon di tempat lain. Jadi kami di sini gak menyebut mereka pasien, mereka di sini ialah warga dan kami di sini merupakan sahabat yang menyertai mereka", sambungnya.

Dokter TRai mengatakan bahwa dirinya sengaja menanamkan ide-ide kretaif kepada para pasiennya agar bisa mengembangkan bakat dan kemampuannya agar dapat produktif. Salah satunya dengan membuat kerajinan tangan dengan kertas koran. Ia pun mengatakan para donatur yang ingin membantu tak hanya bisa menyumbangkan uang, melainkan beberapa benda yang nantinya bisa diolah oleh mereka.

Rajin Konsumsi Buah Ini Bantu Cegah Diabetes Tipe 2

"Bagi mereka, karena banyak pasien yang menganggap nasibnya sama seperti barang tersebut. Mereka bekas, dibuang, namun bisa aktif kembali dengan bersosialisasi bersama teman-temannya. Sehingga kepercayaan diri semakin meningkat dan halusinasi perlahan menghilang. Mereka semakin dekat dengan dunia nyata dan tidak larut dalam fantasi saat bengong," tuntasnya.

(dno)

Comments