Sering Malas Mandi? Hati-Hati Risiko Infeksi Jamur di Kulit

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Sering Malas Mandi? Hati-Hati Risiko Infeksi Jamur di Kulit

Sering Malas Mandi? Hati-Hati Risiko Infeksi Jamur di Kulit

KEPONEWS.COM - Sering Malas Mandi? Hati-Hati Risiko Infeksi Jamur di Kulit Kondisi iklim Indonesia sebagai negara tropis ternyata bisa meningkatkan risiko terjadi infeksi jamur di kulit. Terlebih bila seseorang malas menjaga kebersihan tubuh, maka bisa jadi sarana yang tepat...

Kondisi iklim Indonesia sebagai negara tropis ternyata bisa meningkatkan risiko terjadi infeksi jamur di kulit. Terlebih bila seseorang malas menjaga kebersihan tubuh, maka bisa jadi sarana yang tepat bagi jamur untuk berkembang biak.

Medical Officer PT Kalbe Nutritionals Tbk, dr. Kristia Avi A memaparkan kalau jamur akan mudah tumbuh di tempat dengan kelembaban yang tinggi.

"Kebersihan diri yang buruk dan keringat berlebihan dapat mempercepat pertumbuhan jamur dan menyebabkan infeksi jamur pada kulit kita," jelas dokter Iva dalam siaran pers tertulis, Rabu (7/6/2023).

Ada tiga jenis jamur utama yang biasanya menyebabkan infeksi kulit, yaitu dermatofita, Malassezia, dan Candida. Dokter Avi memaparkan, jamur dermatofita biasanya menyerang kulit, rambut, dan kuku, terutama pada bagian tubuh yang mengandung keratin.

Makan Jamur Bisa Bantu Mengendalikan Tekanan Darah, Sudah Tahu?

Ilustrasi Kulit Wajah Kering (Freepik/Benzoix)Ilustrasi Kulit Wajah Kering (Freepik/Benzoix)

Sedangkan jamur malassezia jadi penyebab paling umum dari pityriasis versicolor atau panu di Indonesia. Sementara itu, jamur candida dapat menyebabkan banyak sekali infeksi kulit dengan tampilan yang berbeda-beda, tergantung pada jenis jamur yang menyebabkan infeksi.

Gejalanya tergantung pada jamur yang menginfeksi, misalnya bercak-bercak putih, merah, atau kehitaman. Lalu bisa juga disertai gatal, bersisik, pecah-pecah, kering, atau bisa juga benjolan yang berisi cairan, papar dokter Avi.

Misalnya panu, menurut dokter Avi, biasanya pasien yang datang mengeluh kalau kulitnya belang dan semakin banyak seiring waktu. Biasanya pasien juga tidak mengeluhkan gatal atau bisa juga gatal ketika berkeringat, tambahnya.

Faktor-faktor tertentu lainnya juga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi jamur pada kulit, seperti sistem kekebalan tubuh yang lemah, kelebihan berat badan, dan menderita penyakit kronis seperti diabetes. Baik pria maupun wanita, anak-anak, hingga orang dewasa, sama-sama berisiko terkena infeksi jamur kulit.

Meski begitu, infeksi jamur pada kulit masih bisa dicegah. Dokter Avi menyarankan, sebagai tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara semudah menjaga kebersihan diri, termasuk mencuci tangan secara teratur dan mengeringkan kulit secara menyeluruh setelah mandi atau berkeringat.

Hati-hati ! Deretan Jamur yang Tidak Disarankan untuk Dikonsumsi

Kemudian juga tidak dianjurkan membuatkan barang pribadi seperti handuk atau pakaian dengan orang lain. Selain itu, apabila mempunyai hewan peliharaan, pastikan untuk menjaga bulu hewan tetap bersih dan kering. Juga hindari membiarkan mereka bersentuhan dengan hewan atau lingkungan yang terinfeksi.

Alasannya adalah, infeksi jamur pada kulit tidak menular dari orang ke orang. Namun, infeksi jamur kulit dapat menyebar secara tidak langsung melalui kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi, seperti handuk, pakaian, tempat tidur, atau bahkan hewan peliharaan.

Bila terlanjur terkena infeksi jamur, dokter Avi menyarankan gunakan obat antijamur. Bila tidak membaik dengan obat yang dijual bebas, disarankan untuk beribat ke dokter. Karena dokter akan meresepkan obat spesifik tergantung pada jenis jamur yang menyebabkan infeksi.

Secara umum, krim, salep, atau pil antijamur digunakan untuk membunuh jamur dan meredakan gejala. Pada beberapa kasus, kombinasi obat mungkin diharapkan untuk mengobati infeksi secara efektif.

"Kalau tidak diobati, infeksi tersebut dapat menyebar dan menjadi lebih parah, sehingga berpotensi menyebabkan komplikasi seperti kerusakan kulit atau infeksi bakteri sekunder. Maka, penting juga melakukan deteksi dini dan pengobatan infeksi jamur kulit untuk mencegah komplikasi dan mengurangi risiko penyebaran lebih lanjut," sarannya.

Comments