Sentuhan Fisik Orang Tua Ciptakan Rasa Aman untuk Anak

Lifestyle & Fashion

Life & Style / Lifestyle & Fashion

Sentuhan Fisik Orang Tua Ciptakan Rasa Aman untuk Anak

Sentuhan Fisik Orang Tua Ciptakan Rasa Aman untuk Anak

KEPONEWS.COM - Sentuhan Fisik Orang Tua Ciptakan Rasa Aman untuk Anak Sentuhan Fisik Orang Tua Ciptakan Rasa Aman untuk Anak (Depositphotos) Buku The 5 Love Languages of Children (Lima Bahasa Cinta Anak) yang ditulis Gary Chapman, PhD dan Ross Campbell, MD menjabarkan l...

Sentuhan Fisik Orang Tua Ciptakan Rasa Aman untuk Anak (Depositphotos)

Buku The 5 Love Languages of Children (Lima Bahasa Cinta Anak) yang ditulis Gary Chapman, PhD dan Ross Campbell, MD menjabarkan lima cara mengekspresikan cinta yang bisa dimengerti anak.

Kelima cara itu yakni, sentuhan fisik, kata-kata yang menyiratkan dukungan, kebersamaan, memberi hadiah, dan pelayanan. Sentuhan fisik berada di urutan pertama. Ia disebut bahasa kasih yang tak terucap namun dapat dirasakan.

Ada sebagian orang tua yang menganggap bahwa memberi fasilitas melimpah dan hadiah saja sudah cukup. Fasilitas dan hadiah diberikan sebagai penghargaan saat anak-anak melakukan sesuatu yang baik.

Sebenarnya mengekspresikan rasa bangga dan sayang kepada anak tidak harus dengan hadiah. Memeluk, mengusap, dan mencium misalnya, bisa membuat si kecil bahagia. Lewat pelukan dan ciuman, anak merasa dicintai dan disayangi.

Psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi mengatakan, sentuhan fisik orang tua kepada anak telah berlangsung semenjak anak lahir ke dunia.

Ketika bayi menangis, apa yang orang tua lakukan? Secara naluri orang tua menggendong anak mereka atau sekadar mengusap untuk menenangkannya. Itulah bahasa kasih sayang pertama yang didapatkan dan dimengerti anak, terang Ayoe, pekan lalu.

Selanjutnya, sentuhan fisik orang tua tidak hanya dimaknai sebagai tanda kasih. Sentuhan fisik seperti memeluk, menciptakan efek nyaman sehingga otak si kecil memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini menciptakan efek tenang, aman, nyaman, dan bahagia. Semakin besar kasih yang dirasakan, jumlah hormon oksitosin yang keluar semakin banyak.

Kita bisa melihat situasi belajar mengajar di SD, TK, atau kelompok bermain. Belakangan banyak institusi pendidikan mengutamakan perasaan nyaman dan bahagia para muridnya. Sistem belajar mengajar yang mereka terapkan merupakan bermain sambil belajar. Hal itu karena perasaan nyaman, tenang, dan bahagia yang dirasakan anak berpengaruh pada tingkat konsentrasi. Hasilnya, anak menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi segala situasi, papar Ayoe kepada Bintang.

(ages / gur)

Comments