Sejarah Singkat Hari Dokter Nasional dan Terbentuknya IDI

Fact & History

Fun / Fact & History

Sejarah Singkat Hari Dokter Nasional dan Terbentuknya IDI

Sejarah Singkat Hari Dokter Nasional dan Terbentuknya IDI

KEPONEWS.COM - Sejarah Singkat Hari Dokter Nasional dan Terbentuknya IDI HARI Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober. Tanggal ini juga identik dengan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sabtu 24 Oktober 2020 menjadi hari yang spesial, karena IDI sudah genap ber...

HARI Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober. Tanggal ini juga identik dengan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sabtu 24 Oktober 2020 menjadi hari yang spesial, karena IDI sudah genap berusia 70 tahun. Selain itu, 2020 juga menjadi tahun terberat bagi para dokter karena harus mengemban tugas memerangi pandemi virus corona (covid-19).

Terpaksa Bepergian, Ikuti Tips Ini agar Terhindar dari Covid-19

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, kata 'dokter' diambil dari bahasa latin adalah 'docere' yang mempunyai arti to lecture atau mengajar. Zaman dulu sebutan dokter digunakan sebagai gelar terhormat selama lebih dari 1.000 tahun di Eropa.

Istilah dokter dalam konteks medis ialah semua profesional medis yang sudah mempunyai lisensi untuk praktik dalam seni penyembuhan penyakit. Hari Dokter Nasional sendiri sudah ada semenjak 1950 dan menjadi momentum penting dalam sejarah Indonesia berkaitan dengan sejarah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Asal-usul Hari Dokter Nasional

Organisasi IDI sudah terbentuk jauh sebelum diresmikannya Hari Dokter Nasional. Pada 1911, perkumpulan dokter di Indonesia diberi nama Vereniging van Indische Artsen. Sekira lebih dari 15 tahun berkiprah sebagai tenaga medis, pada 1926 organisasi ini mengalami perubahan nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI).

Pada 1940, VIG mengadakan kongres di Kota Solo, Jawa Tengah. Dalam kongres ini Profesor Bahder Djohan ditugaskan membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Tiga tahun setelahnya adalah pada masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan berganti nama menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Dokter. (Foto: Unsplash)

Jelang Libur Panjang, Dokter Tetap Sarankan Anak di Rumah Saja

Pada 30 Juli 1950, atas usul dr Seni Sastromidjojo, Persatuan Thabib Indonesia (PB Perthabin) dan Perkumpulan Dokter Indonesia (DP-PDI) mengadakan satu pertemuan yang menghasilkan Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia (PMDWNI) yang diketuai dr Bahder Djohan.

Puncak pertemuan tersebut berlangsung pada 22 25 September 1950. Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian diresmikan pada Oktober. Dalam muktamar IDI itu, dr Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi ketua umum pertama IDI.

Dokter sebagai Bagian Sejarah Usaha Bangsa

Jauh sebelum terbentuknya IDI, usaha para dokter di Tanah Air sudah sangat besar. Tidak heran kalau mereka disebut sebagai pejuang kemanusiaan. Nama-nama besar seperti dr Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan dokter lainnya tercatat dalam sejarah tidak hanya mengentaskan penyakit namun juga memerangi penjajahan di Indonesia oleh kolonialisme.

Momentum profesi dokter di Indonesia pertama kali lahir lewat keputusan Gubernemen Nomor 22 wacana Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie) pada 2 Januari 1849. Didirikannya sekolah pendidikan dokter di Indonesia disebabkan Pemerintah Hindia Belanda saat itu kewalahan melawan wabah malaria.

Sebanyak 12 siswa diluluskan dan diberi gelar 'Dokter Djawa' setelah menempuh pendidikan selama dua tahun. Meski diberi gelar dokter, lulusan-lulusan dokter hanya dipekerjakan sebagai mantri cacar. Lewat perjalanan panjang, pada 1898, sekolah pendidikan dokter yang sebenarnya didirikan dengan nama STOVIA.

Dokter Reisa: Vaksin Covid-19 Pemerintah Sesuai WHO dan MUI

Comments