Sebut Pemilu Serentak 2019 Ribet, Moeldoko Minta Adanya Evaluasi

Nasional

News / Nasional

Sebut Pemilu Serentak 2019 Ribet, Moeldoko Minta Adanya Evaluasi

Sebut Pemilu Serentak 2019 Ribet, Moeldoko Minta Adanya Evaluasi

KEPONEWS.COM - Sebut Pemilu Serentak 2019 Ribet, Moeldoko Minta Adanya Evaluasi Laporan Wartawan Tribunnews, Fransiskus Adhiyuda JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyoroti sejumlah masukan terkait adanya evaluasi penyelenggaran Pemilu di Indonesia. Hal itu mengingat, p...

Laporan Wartawan Tribunnews, Fransiskus Adhiyuda

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyoroti sejumlah masukan terkait adanya evaluasi penyelenggaran Pemilu di Indonesia.

Hal itu mengingat, pada Pemilu serentak 2019, masyarakat disebut kewalahan dengan banyaknya kertas surat suara mulai dari Pilpres, Pileg, DPRD Kota/Provinsi dan DPD RI.

Bahkan, waktu perhitungan suara yang kurang lebih memakan waktu sekitar 12 jam. Hal itu pula membuat sejumlah anggota KPPS, Panwaslu dan Polisi jatuh sakit bahkan hingga meninggal dunia karena kelelahan.

"Pemilu yang disatukan antara Pileg, Pilpres, DPD dan DPRD ini sungguh-sungguh ribet. Hal ini perlu dievakuasi kembali," kata Moeldoko saat sukuran kemenangan Jokowi-Ma'ruf di kantor DPP Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019) malam.

Masalah Sepele Ini Jadi Karena Terduga Memotong Leher Budi Hartanto Usai Membunuhnya

Soal Utusan Jokowi, Fadli Zon Sindir The Real President: Mau Ngomong Apa? Mau Bahas Apa Coba?

Untuk itu, Moeldoko sepakat dengan peryataan Wapres Jusuf Kalla yang mengatakan perlunya evalusi penyelenggaraan pemilu serentak setelah ratusan petugas yang terdiri dari petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), polisi, dan panitia pengawas pemilu (Panwaslu) gugur saat melaksanakan tugas.

Meski demikian, Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin ini menyerahkan sepenuhnya kepada DPR RI.

"Nanti itu tugasnya DPR lah, tugas DPR untuk mengevaluasi," jelas Moeldoko.

Diketahui, KPU terus melakukan pendataan terkait jumlah petugas KPPS yang gugur dan sakit saat bertugas pada 17 April 2018. Data yang diupdate pada Senin (22/4/2019), menunjukkan 90 petugas meninggal.

"Kemudian 374 orang sakit, (penyebabnya) bervariasi," ungkap Ketua KPU Arief Budiman di Kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).

Laporan KPU memperlihatkan, faktor kelelahan menjadi penyebab yang paling besar petugas sakit.

Selain itu, beberapa petugas mengalami tifus dan stroke.

Sebut Pemilu Serentak 2019 Ribet, Moeldoko Minta Adanya Evaluasi

Comments