Sayangi Lingkungan, Gunakan Sprei Gelap Saat Bercinta

Hot!

Life & Style / Hot!

Sayangi Lingkungan, Gunakan Sprei Gelap Saat Bercinta

Sayangi Lingkungan, Gunakan Sprei Gelap Saat Bercinta

KEPONEWS.COM - Sayangi Lingkungan, Gunakan Sprei Gelap Saat Bercinta Jakarta Banyak cara menyayangi lingkungan. Salah satu cara sederhana dengan mulai melakukan sesi bercinta atau seks ramah lingkungan dengan menggunakan seprei warna gelap.Situs Cosmopolitan mencari ta...

Jakarta Banyak cara menyayangi lingkungan. Salah satu cara sederhana dengan mulai melakukan sesi bercinta atau seks ramah lingkungan dengan menggunakan seprei warna gelap.

Situs Cosmopolitan mencari tahu bagaimana seks Go Green dengan berbincang bersama Lauren Singer, manajer di New York City Department of Environmental Protection, serta wanita di belakang blog non limbah Trash Is For Tossers.

Ada 11 cara agar seks ramah lingkungan, dan Anda bisa mulai menyelamatkan dunia:

1. Tahu pembuatan kondom

Ketika seseorang menggunakan kondom, dalma pikirannya yang penting harus 100 persen menggunakan kondom, tidak peduli terbuat dari apa. Ketahuilah perusahaan kondom tak semuanya sama dalam pembuatannya.

Kondom terbuat dari lateks cair yang dipanaskan sampai titik menjadi padat. Proses ini secara alami menghasilkan bahan kimia kelas karsinogenik yang disebut nitrosamine. Namun, tidak semua perusahaan kondom secara aktif menghilangkan nitrosamin dari lateks mereka. Memang tak ada risiko langsung bagi kesehatan dengan menggunakan kondom. Tapi, tak ada salahnya mengurangi pemaparan bahan kimia tersebut.

Selain itu, menurut laporan 2014 Kesehatan Reproduksi Teknologi Project, buruh pabrik kondom juga dapat terkena, dan pada tingkat yang jauh lebih tinggi. Tapi sekali lagi, ini bukan berarti melarang penggunaan kondom.

"[Ini] seharusnya tidak menghalangi orang menggunakan kondom. Itu hanya akan membantu mereka membuat pilihan yang lebih terdidik," kata Singer.

2. Beli kondom yang aman

Salah satu perusahaan yang aktif menghilangkan nitrosamin adalah Sustain Kondom, yang dimiliki Meika Hollender. Menurut website-nya, Sustain Kondom bebas dari bahan kimia dan terbuat dari karet berkualitas.

Merek lain untuk pilihan kondom adalah Glyde. Kemasan Glyde saja dibuat dari bahan daur ulang, kedelai dan tinta sayur.

3. Buang kondom Anda dengan cara yang bertanggung jawab

"Kondom menghasilkan limbah, tapi saya berpikir limbah lebih bertanggung jawab daripada memiliki anak yang tidak diinginkan atau PMS yang tidak diinginkan," kata Singer. Apabila itu mengganggu Anda karena menciptakan lebih banyak sampah, ingat kondom lateks terbuat dari karet, bahan alami. Ini berarti secara teknis mereka biodegradable dan dapat dikomposkan. Namun, bisa memakan waktu cukup lama untuk menjadi kompos kondom, dan menurut Singer, itu perlu dilakukan sendiri, tidak melalui kompos komersial.

Anda bisa membuang kondom dengan cara membungkus di tisu toilet, hanudk kertas atau bahan biodegradable lain dan buang ke temlat sampah. Jangan pernah membunag kondom Anda ke toilet.

4. Gunakan pelumas berbasis non-minyak bumi

Ketika mencari pelumas buatan, menghindari yang berbahan minyak bumi karena ekstraksi minyak bumi dapat menyebabkan tumpahan minyak, air limbah, dan pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer.

Beberapa pelumas ramah lingkungan termasuk pelumas organik, yang bebas dari minyak bumi, silikon, paraben dan gliserin; Good Clean Love lubricant Glyde terbuat dari lidah buaya, gum xanthan, dan agar; dan BabeLube Natural, yang vegan, bebas paraben dan bebas gliserin.

5. Hindari plastik saat membeli pelumas

Singer mengatakan, sayangnya sebagian besar pelumas dikemas dalam plastik yang biasanya tidak dapat didaur ulang. Tapi ada pilihan lain, yakni lidah buaya dan minyak kelapa. Meskipun Anda dapat membeli 100 persen aloe vera murni di toko, Anda dapat melewatkan kemasan sepenuhnya dengan menggunakan tanaman lidah buaya. "Ya, waya menyadari kedengarannya sedikit konyol memotong tanaman untuk melumasi, tetapi jika Anda benar-benar bergairah tentang ramah lingkungan, itu adalah pilihan yang sempurna".

Namun, lidah buaya rasanya cukup pahit, jadi jika Anda ingin sesuatu yang multiguna, itu bukan yang terbaik. Pilihan lainnya minyak kelapa yang memiliki aroma dan rasa yang enak. Tapi pelumas berbasis minyak dapat merobek kondom lateks, sehingga Anda mungkin hanya ingin menggunakannya untuk foreplay.

6. Membuat pelumas

Ambil lidah buaya atau minyak kelapa dan menggunakannya untuk semuanya. Ini adalah "reuse" bagian dari reduce, reuse, recycle.

7. Hindari shower seks

Apabila Anda berada di daerah dengan kekeringan, hentikan melakukan shower sex! Ini boros, dan mungkin tidak super menyenangkan pula.

8. Mainan seks yang ramah lingkungan

Pilihlah mainan seks yang terbuat dari bahan daur ulang, menggunakan baterai isi ulang atau bahkan yang mengandalkan tenaga surya matahari.

9. Bersihkan dengan kain

Apabila Anda ingin membersihkan setelah berhubungan seks, menghindari menggunakan tisu dan gunakan kain sebagai penggantinya. Tisu sebenarnya mengerikan bagi lingkungan dan sering menyumbat sistem air. "Jadi membersihkan menggunakan handuk dapat digunakan kembali," kata Singer.

10. Pakai seprei berwarna gelap

Menjadi ramah lingkungan juga berarti mengurangi berapa banyak Anda membeli dalam hidup sehari-hari Anda. Semen dapat meninggalkan noda kuning pada kain berwarna putih.

Singer menyarankan membeli seprai gelap dan handuk untuk menghindari merusaknya serta menghindari harus membeli yang baru. Dan jika semen akhirnya berantakan, Singer mengajurkan membersihkannya dengan menggosok sedikit deterjen pada seprei Anda, membiarkannya dengan air hangat selama satu jam dan kemudian mencucinya.

11. Kenakan lingerie ramah lingkungan

Menurut PBS, Amerika membuang sekitar 85 persen pakaian setiap tahun, 9 persen dari totalnya sampah non-daur ulang. Dan karena banyak pakaian yang dibuat dengan serat berbasis minyak bumi, butuh waktu puluhan tahun untuk terurai, menurut Huffington Post. Apabila Anda mencari lingerie, pertimbangkan membeli kain yang ramah lingkungan

Sayangi Lingkungan, Gunakan Sprei Gelap Saat Bercinta

Comments