SAFEnet Ungkap Tiga Jenis Pelanggaran Privasi Terkait Data Pribadi

Tekno & Gadget

Updates / Tekno & Gadget

SAFEnet Ungkap Tiga Jenis Pelanggaran Privasi Terkait Data Pribadi

SAFEnet Ungkap Tiga Jenis Pelanggaran Privasi Terkait Data Pribadi

KEPONEWS.COM - SAFEnet Ungkap Tiga Jenis Pelanggaran Privasi Terkait Data Pribadi JAKARTA - Dengan berkembangnya teknologi internet saat ini, praktek pencurian data pribadi menjadi salah satu isu rawan yang perlu diperhatikan. Seperti diketahui, baru-baru ini ramai kasus jual beli...

JAKARTA - Dengan berkembangnya teknologi internet saat ini, praktek pencurian data pribadi menjadi salah satu isu rawan yang perlu diperhatikan. Seperti diketahui, baru-baru ini ramai kasus jual beli data NIK dan KK di Facebook.

Menanggapi hal tersebut, Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFENet), sebuah jaringan relawan kebebasan ekspresi di Asia Tenggara melalui Direktur Eksekutif, Damar Juniarto mengatakan jikalau pelanggaran privasi yang berkaitan dengan data pribadi terdapat tiga pola.

"Pertama yang berkaitan dengan ekonomi, misalnya jual beli ilegal. Kedua, yang berkaitan dengan politik jadi ekspos data pribadi tapi tujuannya politis. Misal lawan politik dibuka datanya, itu kan sebenernya pelanggaran data pribadi bentuknya doxing. Atau yang ketiga yang kita lihat sebagai sebuah aspek ancaman jadi membuka data pribadi tapi targetnya ialah membuat orang itu merasa takut," kata Damar dalam Diskusi Publik di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Lebih lanjut, Damar mengatakan jikalau tiga pola tersebut sudah diidentifikasi semenjak 2017. Namun menurut dia ada beberapa temuan bentuk ekonomi baru, seperti pada kasus penjualan NIK dan KK yang diungkap Christian Samuel Hendrawan atau akun Twitter @hendralm.

Damar juga menyebutkan jikalau peluang ekonominya dari pelanggaran semacam ini sangat besar.

"Jadi kalau lihat gambarannya dengan modal, kalau dari Hendra temuannya satu KK dihargai Rp5 ribu. Kalau dia bisa tembus ke Akulaku satu yang tembus itu peluang bisa dapet 1 juta ya dia tinggal kali berapa aja dia dapet. Sebetulnya peluang ekonominya besar, lalu yang kedua misal OVO Promium dijualnya Rp50 ribu, akan tetapi modal sebenarnya Rp0 karena kan dia ambil comot data-datanya jadi sebenernya ada keuntungan dari kelompok-kelompok ini," kata Damar.

Dia melanjutkan bila sebaiknya pelaku swasta maupun di luar itu perlu bikin mekanisme yang jelas perihal bagaimana model verifikasi.

"Sekarang ini sepertinya tidak cukup hanya NIK dan KK, karena keduanya gampang jebol mungkin harus dikombinasi dengan biometrik atau yang lain, sehingga datanya aman," kata Damar.

Kasus jual beli data NIK dan KK ini sudah terjadi selama bertahun-tahun.

Terungkap Bermacam Modus Pelaku Curi Data Pribadi NIK dan KK

(ahl)

Comments