RESENSI FILM The Kid Who Would Be King: Kisah Raja Arthur dalam Budaya Modern

Music - Movies - TV

Updates / Music - Movies - TV

RESENSI FILM The Kid Who Would Be King: Kisah Raja Arthur dalam Budaya Modern

RESENSI FILM The Kid Who Would Be King: Kisah Raja Arthur dalam Budaya Modern

KEPONEWS.COM - RESENSI FILM The Kid Who Would Be King: Kisah Raja Arthur dalam Budaya Modern The Kid Who Would Be King merupakan sebuah tontonan yang mudah dicerna segala usia, namun tidak membosankan. Melakukan modifikasi pada kisah King Arthur, The Kid Who Would Be King memberikan gambaran...

The Kid Who Would Be King merupakan sebuah tontonan yang mudah dicerna segala usia, namun tidak membosankan. Melakukan modifikasi pada kisah King Arthur, The Kid Who Would Be King memberikan gambaran kisah legendaris yang diadaptasinya lewat animasi singkat namun digarap serius di awal film. Film ini tak sekadar improvisasi kekinian kisah Raja Arthur. Isu-isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dimunculkan di sini. Tokoh Alex, selain menjadi korban bully, dibesarkan oleh ibunya saja. Tak jarang sosok kerinduan terhadap sang ayah membuatnya rapuh. Akting Louis Ashbourne Serkis patut mendapat standing ovation. Bocah berusia 14 tahun ini sungguh piawai dalam bermain ekspresi. Membedakan kesedihan yang diakibatkan rasa sepi, dirundung, sampai gagal melakukan sesuatu, terpancar dengan berbeda dan tetap meyakinkan, dan yang terpenting tetap terlihat natural.

Karakter pendamping yang muncul di The Kid Who Would Be King juga dibangun dengan kuat, tanpa membuat karakter utamanya kalah pamor. Lihatlah karakter Merlin, yang ketika menyamar jadi muda diperankan oleh Angus Imrie sementara versi tua dibawakan Patrick Stewart, sukses membuat gemas di setiap pemunculannya. Demikian pula karakter Bedders, sahabat Alex yang meski konyol sebenarnya pintar dan baik hati. Aktor cilik Dean Chaumoo konsisten tampil polos, sekaligus bijak di beberapa adegan. Tak ketinggalan Morgana, si Ratu Jahat yang terlihat mengerikan di tangan aktris Rebecca Ferguson. Jangan lupakan pula ibunda Alex (diperankan Dennis Gough) yang meski tampil tak banyak tapi selalu membuat adegan yang menampilkan sosoknya terasa emosional.

The Kid Who Would Be King

The Kid Who Would Be King

Pemilihan pemain yang tepat, naskah yang kuat dan efek khusus yang meyakinkan membuat film berdurasi 120 menit ini terjaga keseruannya. Sutradara Joe Cornish seolah tahu betul bagaimana menjaga mood penonton tetap 'up' sampai film selesai.

(ray/ray)

Penulis Panditio Rayendra

Editor Panditio Rayendra

Comments