Pola Makan seperti Ini Bantu Kurangi Lemak Tubuh 2 Kali Lebih Banyak

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Pola Makan seperti Ini Bantu Kurangi Lemak Tubuh 2 Kali Lebih Banyak

Pola Makan seperti Ini Bantu Kurangi Lemak Tubuh 2 Kali Lebih Banyak

KEPONEWS.COM - Pola Makan seperti Ini Bantu Kurangi Lemak Tubuh 2 Kali Lebih Banyak RUTINITAS yang padat terkadang dapat membuat seseorang melewatkan jam makannya. Entah itu sarapan, makan siang, maupun makan malam. Beberapa orang percaya bila hal ini dapat memengaruhi berat badannya...

RUTINITAS yang padat terkadang dapat membuat seseorang melewatkan jam makannya. Entah itu sarapan, makan siang, maupun makan malam. Beberapa orang percaya bila hal ini dapat memengaruhi berat badannya karena makan di waktu yang tidak tepat.

Namun sebuah penelitian baru mengungkapkan bila seseorang sarapan lebih awal atau makan malam telat, maka ia akan mengurangi lemak di tubuh 2 kali lebih banyak. Penelitian yang berlangsung selama 10 minggu ini menganalisis waktu yang terbatas untuk makan. Tidak seperti penelitian lain yang membatasi diet peserta, pada penelitian ini peserta bebas makan apapun asalkan waktunya sesuai yang ditetapkan.

Kangen dengan Mantan? Hindari 5 Pembahasan Ini saat Menghubunginya!

Peneliti kemudian membagi peserta menjadi 2 kelompok. Kelompok kontrol mengonsumsi makanannya seperti biasa dan kelompok lain diminta untuk makan sarapan 90 menit setelah waktu normal serta makan malam 90 menit sebelum waktu normal. Selain itu, setiap peserta diminta mengisi buku harian diet sepanjang percobaan, memberikan sampel darah sebelumnya, dan menyelesaikan informasi lapangan.

Hasil analisis menunjukkan kelompok yang makan dengan waktu tertentu rata-rata kehilangan lebih dari 2 kali lipat lemak tubuh dibanding kelompok kontrol. Begitu juga dengan hasil kuisioner yang memaparkan 57% dari peserta penelitian memerhatikan pengurangan dalam konsumsi makanan mereka. Alasan peserta berbeda-beda, mulai dari kehilangan selera makan hingga mengurangi makan camilan karena waktu yang terbatas.

Setelah penelitian, para peneliti juga memastikan cara makanan itu berkelanjutan dalam jangka panjang atau tidak. Namun, lebih dari setengah peserta atau 57% menyatakan tidak dapat mempertahankan waktu makan sesuai ketentuan peneliti karena tidak sesuai dengan keluarga dan kehidupan sosial. Di sisi lain, 43% peserta mengatakan akan mempertimbangkan untuk mempertahankan pola jam makan bila ada lebih banyak fleksibilitas yang berkaitan dengan hal tersebut.

"Meskipun penelitian ini kecil, itu telah memberi kita wawasan yang sangat berharga wacana perubahan kecil pada waktu makan. Hal itu dapat mempunyai manfaat bagi tubuh kita," jelas penulis utama penelitian Dr Jonathan Johnston seperti yang dikutip Okezone dari Independent, Kamis (30/8/2018).

Pengurangan lemak tubuh mengurangi peluang kita untuk mengembangkan obesitas dan penyakit terkait. Jadi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, seperti yang telah dilihat dari penelitian ini, waktu makan tertentu sulit untuk diikuti karena mungkin tidak selalu cocok dengan keluarga dan kehidupan sosial," lanjut Dr Jonathan.

Mengerikan, di China Bakal Ada Oreo Rasa Wasabi! Berani Coba?

Dirinya juga menyatakan bila hasil penelitian itu akan digunakan untuk merancang penelitian yang lebih besar dan lebih komprehensif terkait pemberian makan yang dibatasi waktu.

(dno)

Comments