Saya kontak (dengan menantunya) lewat SMS hari Selasa, janjian ketemu hari Rabu di Karawang. Tapi tidak jadi bertemu, ujar Dedi, Kamis (30/3/2017).
Dalam obrolan via pesan pendek, sambung Dedi, dirinya ditanya pendidikan atau lulusan mana. Lalu Handoyo menceritakan bahwa dirinya lulusan IKIP (sekarang UPI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dia nanya saya lulusan mana. Kalau dia lulusan IKIP dan ITB, ucapnya tersenyum.
Lalu, sambung Dedi, Handoyo mengatakan, sebelum melakukan gugatan sudah berkosultasi dengan ulama, pakar psikologi, dan hukum. Ia pun berasal dari keluarga profesor.
Dalam obrolannya, Dedi tetap meminta kasus bisa diselesaikan secara kekeluargaan, karena kasihan pula Ibu Amih di usianya yang sepuh harus berurusan hukum.
Saya bilang, kasihan bu Amih. Bagaimana nanti kondisinya? Lalu dia bilang sudah menyiapkan stress berat healing untuk ibunya, tutupnya.
Sebelumnya, Amih menyebut bahwa menantunya, Handoyo Adianto merupakan orang yang pintar dan berpendidikan tinggi.
Handoyo dan anaknya pun dulunya dikenal sebagai orang baik dan selalu perhatian kepada dirinya.
"Handoyo itu orang pintar, ayahnya profesor. Dulu baik orangnya. Mudah-mudahan masalah ini bisa cepat selesai," kata Amih di rumahnya, Kamis (30/3/2017) pagi.
Amih berharap, semua proses hukum yang menerpa dirinya bisa segera selesai dengan baik dan tak berkepanjangan. Soalnya, ia mengaku kalau jalinan silaturahmi kekeluargaan lebih penting daripada mengejar sebuah materi.
"Setelah semuanya selesai, supaya bisa seperti dulu lagi," harapnya.
Comments