Penanganan Hepatitis Harus Dimulai dari Para Ibu agar Tidak Penyakitnya Tidak Menurun

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Penanganan Hepatitis Harus Dimulai dari Para Ibu agar Tidak Penyakitnya Tidak Menurun

Penanganan Hepatitis Harus Dimulai dari Para Ibu agar Tidak Penyakitnya Tidak Menurun

KEPONEWS.COM - Penanganan Hepatitis Harus Dimulai dari Para Ibu agar Tidak Penyakitnya Tidak Menurun SAAT ini kepedulian masyarakat wacana penyakit hepatitis sudah mulai tumbuh dan berkembang. Bersamaan dengan hari hepatitis sedunia yang jatuh pada Sabtu (28/7/2018), masyarakat diimbau untuk lebih ak...

SAAT ini kepedulian masyarakat wacana penyakit hepatitis sudah mulai tumbuh dan berkembang. Bersamaan dengan hari hepatitis sedunia yang jatuh pada Sabtu (28/7/2018), masyarakat diimbau untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan diri.

Melalui sesi jumpa wartawan menyambut hari hepatitis sedunia, Ketua PB PPHI, Dr. Irsan Hasan SpPD-KGEH. Memperingatkan para orang tua akan bahaya hepatitis. Pasalnya, penyakit ini tidak mempunyai gejala sama sekali dan tiba-tiba dapat berkembang menjadi sirosis hati.

Keunikan dari hepatitis B ialah Kanker hati bisa tumbuh sebelum menjadi sirosis. Alhasil tak mengherankan apabila banyak anak di usia muda yang mengalami penyakit mematikan ini.

Gerhana Bulan Total Dapat Pengaruhi Prilaku Manusia? Ini Kata Ahli

Oleh alasannya adalah itu ia menganjurkan agar para orangtua khususnya para ibu yang sedang atau tengah merencanakan kehamilan, agar melakukan vaksinasi. Sebenarnya hepatitis B bisa menular lewat jarum suntik, berhubungan intim dan air liur.

Sebagian besar penderita hepatitis di Indonesia berasal dari faktor genetik (keturunan). Jadi bila hal ini tidak ditangani langsung dari sumbernya (ibu), maka rantai penyakit mematikan ini tidak akan terputus. Setiap anak yang lahir dari seorang ibu yang terinfeksi, akan mempunyai potensi untuk terkena hepatitis, tegas Dr. Irsan, saat dijumpai Okezone di Gedung Adhyatma, Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Sabtu (28/7/2018).

Dr Irsan mengatakan saat ini jumlah dokter Gastroenterologi-hepatologi (KGEH) yang membantu mengatasi keluhan dan gangguan sistem pencernaan termasuk lambung, usus hati, kantung empedu, serta pankreas berjumlah 155 orang.

Sebagian besar dari mereka berada di Indonesia bagian barat. Sementara semakin ke arah timur justru tidak ada dokter yang mempunyai status KGEH. Hal ini lah yang menimbulkan banyak perbedaan pemahaman mengenai cara mengatasi hepatitis yang benar.

Banyak dari penderita yang sengaja mengonsumsi obat dengan upaya menyembuhkan penyakit mereka. Hasilnya virus berhasil dijinakkan, tapi ketika obat tersebut dihentikan, penyakit tersebut langsung berubah menjadi ganas.

Selain hepatitis B, masyarakat Indonesia juga rawan akan penyakit hepatitis C. Namun, kini formula baru telah muncul di dunia kedokteran untuk menyembuhkan penyakit ini. Semenjak Desember 2015 obat hepatitis c tipe oral berhasil dibuat. Obat ini sangat efektif untuk menggantikan obat klasik hepatitis C yang berupa suntik interferon.

Sebagaimana diketahui terapi pengobatan memakai suntik interferon sangat memakan biaya yang mahal. Pasien harus mengeluarkan dana sekira 210 juta per tahun dengan angka keberhasilan hanya 66%.

Namun, obat baru yang ditemukan hanya dikonsumsi dalam jangka waktu tiga bulan saja. Selain itu angka keberhasilannya jauh lebih tinggi mencapai 95%. Meski demikian, para pasien harus menyiapkan budget yang tinggi. Pasanya, obat yang dikonsumsi selama tiga bulan akan menghabiskan dana sebesar Rp1,2 juta.

Bikin Camilan ala Cafe di Rumah Yuk, Ini Resep Calamary dan Crab Spring Rolls

Tapi bagi Kamu yang menderita hepatitis C, saat ini tidak perlu khawatir. Pasalnya pemerintah telah menghadirkan obat ini dengan versi generiknya untuk negara miskin. Tujuannya agar terjangkau dan masuk ke dalam program kemenkes sehingga bisa di gratiskan.

(dno)

Comments