Pasien Sembuh dari Covid-19 Kerap Alami Nyeri Rahang, Kok Bisa?

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Pasien Sembuh dari Covid-19 Kerap Alami Nyeri Rahang, Kok Bisa?

Pasien Sembuh dari Covid-19 Kerap Alami Nyeri Rahang, Kok Bisa?

KEPONEWS.COM - Pasien Sembuh dari Covid-19 Kerap Alami Nyeri Rahang, Kok Bisa? Berita mengenai Covid-19 tidak hanya soal pencegahan dan pengobatan, tetapi yang tidak kalah penting juga merupakan kondisi usai dinyatakan sembuh. Pada beberapa kasus, pasien sembuh masih merasakan d...

Berita mengenai Covid-19 tidak hanya soal pencegahan dan pengobatan, tetapi yang tidak kalah penting juga merupakan kondisi usai dinyatakan sembuh. Pada beberapa kasus, pasien sembuh masih merasakan dampak dari infeksi mematikan tersebut.

Misalnya saja kekhawatiran terinfeksi kembali atau yang baru-baru ini ditemukan merupakan kondisi nyeri rahang bagi pasien Covid-19 yang sebelumnya mengalami sesak napas. Ya, jadi pasien Covid-19 dengan gejala sesak napas dikatakan setelah sembuh akan mengalami nyeri rahang.

Pasien Covid-19

Lantas, bagaimana kondisi nyeri rahang itu bisa muncul dan apakah semua pasien Covid-19 sembuh akan mengalami kondisi tersebut?

Dilansir dari Fox News, spesialis hepatologi di Mount Sinai Hopsital, New York, dr Douglas Dieterich, bercerita soal kondisinya usai sembuh dari Covid-19. Sebelumnya, ia dirawat di ICU semenjak Maret karena terpapar corona dari pasiennya sendiri.

"Virus ini merusak tubuh saya, paru-paru, jantung, kaki, hingga hidung yang semuanya perlahan pulih," katanya.

Nah, usai dinyatakan sembuh dari Covid-19, gejala kesehatan ternyata dia alami yaitu nyeri rahang atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah TMJ. Kondisi ini muncul dikarenakan situasi sesak napas saat dirinya melawan Covid-19 di rumah sakit.

"Saya diberitahu bahwa kemungkinan munculnya TMJ ini efek dari mulut saya yang sering terbuka karena sesak napas. Di momen itu, saya berjuang menghirup udara selama berbulan-bulan di awal perawatan," cerita dia.

Karena gejala nyeri rahang ini cukup menggangu aktivitasnya, dr Dieterich memutuskan untuk memakai pelindung mulut untuk mengurangi 'ketegangan' di area rahangnya yang nyeri. Tidak hanya itu, dia pun mulai menjalani terapi fisik untuk memaksimalkan penyembuhan.

Gejala nyeri rahang ini mungkin tidak terlalu berbahaya seperti gejala Covid-19 sebelum pasien dinyatakan sembuh. Tapi, beberapa pasien sembuh mengeluhkan aktivitas mereka jadi terganggu dengan adanya nyeri rahang tersebut.

"Sendi temporomandibular merupakan sendi tempat rahang dan indera pendengaran bertemu dan sering kali menjadi tempat rasa sakit dan ketidaknyamanan," ungkap terapis fisik (PT) di Thrive Integrated Physical Therapy di New York, Tamar Amitary.

Saat pasien terinfeksi Covid-19, banyak dari mereka tidak dapat bernapas secara efisien dan kemudian diberikan kompensasi memakai otot aksesori di leher untuk membantu mereka bernapas.

Gaya Marion Jola Pakai Baju 'Anak TK', Netizen Gusar!

Nah, tindakan tersebut kerap mengakibatkan otot leher yang menarik leher menjadi terlalu banyak bekerja dan tegang. "Ini yang kemudian bikin nyeri rahang pasien," tambah Amitary.

Selanjutnya

Comments