Nobel Perdamaian 2019: Abiy Ahmed, filosofi 'medemer' dan 'pendekatan yang lebih liberal'

Internasional

News / Internasional

Nobel Perdamaian 2019: Abiy Ahmed, filosofi 'medemer' dan 'pendekatan yang lebih liberal'

Nobel Perdamaian 2019: Abiy Ahmed, filosofi 'medemer' dan 'pendekatan yang lebih liberal'

KEPONEWS.COM - Nobel Perdamaian 2019: Abiy Ahmed, filosofi 'medemer' dan 'pendekatan yang lebih liberal' Juara Hadiah Nobel Perdamaian Abiy Ahmed telah mengguncang Ethiopia semenjak menjadi perdana menteri bulan April tahun lalu. Dia yang membuat kata Medemer menjadi populer di Ethiopia. Istilah bahasa A...

Juara Hadiah Nobel Perdamaian Abiy Ahmed telah mengguncang Ethiopia semenjak menjadi perdana menteri bulan April tahun lalu.

Dia yang membuat kata Medemer menjadi populer di Ethiopia.

Istilah bahasa Amharic itu secara harafiah berarti "penambahan", tetapi juga dapat diterjemahkan menjadi "bersatu", mewakili apa yang Perdana Menteri Abiy Ahmed lakukan sebagai pendekatan khas Ethiopia dalam menangani tantangan yang dihadapi negaranya.

Kata itu semakin sering terdengar setelah bukunya dengan judul yang sama diluncurkan dalam sebuah acara mewah di Ethiopia pada bulan Oktober. Ratusan ribu eksemplar dicetak dalam dua bahasa yang paling populer - Amharic dan Afaan Oromoo.

Lewat 16 bab dan 280 halaman buku itu, ia memaparkan pandangannya, yang dikatakannya telah ia kembangkan semenjak masih kanak-kanak.

Abiy ingin menciptakan rasa persatuan nasional di tengah-tengah perbedaan etnis, dan pada saat bersamaan juga ingin menyokong keberagaman. Kesuksesannya meniti keinginan tersebut akan menandai masa kepemimpinannya.

Medemer diterbitkan dalam bahasa Amharic dan Afaan Oromoo.BBC Medemer diterbitkan dalam bahasa Amharic dan Afaan Oromoo.

Apa inti filosofi 'medemer'?

Inti dari filosofinya yaitu keyakinan bahwa pandangan yang berbeda dan bahkan bertentangan, dapat disatukan dan bahwa kompromi dapat dicapai. Pemikirannya itu juga merupakan sebuah penolakan terhadap dogma.

Semenjak berkuasa, Abiy benar-benar meninggalkan cara negaranya diperintah selama 30 tahun terakhir.

Ia meninggalkan sistem negara keamanan garis keras, untuk mendorong pendekatan yang lebih liberal dalam berpolitik.

Comments