Ngeri Diabetes Kini Serang Anak-Anak, Tak Hanya Lansia!

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Ngeri Diabetes Kini Serang Anak-Anak, Tak Hanya Lansia!

Ngeri Diabetes Kini Serang Anak-Anak, Tak Hanya Lansia!

KEPONEWS.COM - Ngeri Diabetes Kini Serang Anak-Anak, Tak Hanya Lansia! PENYAKIT diabetes atau kencing manis atau sakit gula ialah suatu penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Beberapa tahun ke belakang, ini...

PENYAKIT diabetes atau kencing manis atau sakit gula ialah suatu penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang melebihi batas normal.

Beberapa tahun ke belakang, ini merupakan masalah lansia, tetapi kini banyak dialami anak-anak.

anak kena diabetes

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi, Metabolisme, dan Diabetes, Dr. dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD, menemukan bahwa kasus Diabetes Melitus Tipe 2 juga diidap anak-anak.

"Dulu, Diabetes merupakan penyakit yang banyak dialami mereka para sesepuh, tapi sekarang Diabetes sudah menyerang anak SD," paparnya dalam webinar bertajuk 'Pentingnya Pengelolaan Diabetes dan Dislipidemia: Upaya Menurunkan Risiko Komplikasi Penyakit Jantung dan Kardiovaskular', Kamis (12/8/2021).

Salah satu penyebab meluasnya kelompok penderita Diabetes ini merupakan pola hidup dan pemahaman yang keliru. Ya, banyak orangtua beranggapan bahwa anak-anak yang gemuk itu lebih baik dibandingkan kurus atau bertubuh ideal.

Hal ini membuat tren obesitas pada anak-anak meningkat dan menyebabkan mereka masuk dalam kelompok berisiko Diabetes.

"Populasi kita sekarang arahnya ke obesitas. Kalau sudah obesitas, gejala lain bisa muncul seperti gula naik, tensi naik, dan ini mudah membuat mereka mengalami Diabetes," papar dr Wisma.

"Kalau sudah begini, kelompok anak-anak yang obesitas pun menjadi berisiko tinggi mengalami masalah kardiovaskular di usia yang masih kecil," tambahnya.

Seperti yang dijelaskan di awal, konsep pemikiran orangtua yang menganggap anak-anak gendut lebih baik dibandingkan bertubuh ideal membawa kesesatan yang berarti pada risiko kesehatan si anak. Padahal, kata dr Wisma, konsep berpikir seperti ini harus dibenahi bahkan dihilangkan.

"Masih ada orangtua yang nganggep bayi gendut itu lucu, harusnya jangan mikir kayak gini. Kalau belajar soal risiko kesehatan, para orangtua harusnya mikir enggak lucu lagi punya anak yang gendut," ungkap dr Wisma.

Jadi, ia menambahkan, "Jangan dibiasakan percaya dengan anggapan makin gendut makin lucu, padahal itu salah besar dan seharusnya orangtua tidak melakukan itu ke anaknya," sambungnya.

Masalah Diabetes di Indonesia sendiri sampai saat ini belum cukup terkendali dengan baik. Menurut data IDF Atlas 2019, pada 2019, Indonesia menduduki posisi 10 besar negara dengan penderita Diabetes terbanyak di dunia, tepatnya ada di posisi 7 dengan jumlah 10,7 juta pasien.

"Bila penanganannya tidak maksimal atau tidak ada perbaikan, maka pada 2030, posisi Indonesia masih ada di 7 besar dunia dengan pasien Diabetes terbanyak. Prediksi angka kasusnya ada di 13,7 juta pasien. Karena itu, upaya preventif maupun meningkatkan layanan pengobatan untuk pasien Diabetes harus lebih baik lagi kedepannya," papar dr Wisma.

Dengan ditemukannya kasus Diabetes Tipe 2 pada anak-anak pun menjadi 'warning' bagi semua orang untuk mulai memperbaiki gaya hidup dan mengubah pola pikir yang keliru, salah satunya tidak menganggap anak gemuk itu lebih baik karena lucu.

"Ubah pola hidup menjadi lebih baik sedini mungkin untuk menurunkan risiko Diabetes, mengingat kasus kesehatan ini sudah menyerang anak-anak juga sekarang," tambahnya.

(DRM)

Comments