Baru-baru ini Kerajaan Saudi Arabia dikecam lantaran bungkam ketika warga Rohingya, Myanmar yang mayoritas IslamSunni dipersekusi oleh militer Myanmar semenjak beberapa pekan ini. Kritik itu dilontarkan oleh pemimpin milisi Ansarullah, Sayyed Abdol Malik Badreddine Al Houthi.
Arab Saudi dan sekutu-sekutunya di teluk mengklaim diri sebagai pelindung seluruh Muslimin. Tapi, mereka justru tak membantu kaum Sunni di Myanmar, kata Houthi, seperti dilansir media asal Iran, Fars News. Houthi menjelaskan bahwa konflik Rohingya tidak bisa direduksi menjadi isu keagamaan antara umat Islam dan Buddha.
Houti mengatakan bahwa konflik berdarah yang terjadi di Rakhine itu benar-benar merupakan tragedi kemanusiaan karena motifnya ialah alasan ekonomi. Meski begitu, sebagai umat Islam, baik Mazhab Sunni maupun Syiah, semuanya harus membela Rohingya demi kemanusiaan dan persaudaraan sesama Muslim, ujarnya lagi.
Houthi meminta pada SekJen PBB, Antonio Gutteres agar segera mengintervensi serta memaksa pihak Myanmar untuk menghentikan persekusi pada warga Rohingya. Pemerintah Myanmar harus menghentikan perburuan dan pembunuhan Rohingya, agar stabilitas perdamaian di daerah itu tetap terjaga, tambahnya.
Untuk kalian ketahui, persekusi pada masyarakat sipil Rohingya terjadi lagi semenjak Kamis, 25 Agustus 2017 atau tepatnya semenjak dua pekan lalu. Tepatnya ketika kelompok bersenjata Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) menyerang beberapa pos polisi hingga menewaskan puluhan orang yang tak berdosa.
Comments