Misteri Taman Hiburan yang Terkutuk

Unik

Ragam / Unik

Misteri Taman Hiburan yang Terkutuk

Misteri Taman Hiburan yang Terkutuk

KEPONEWS.COM - Misteri Taman Hiburan yang Terkutuk Di Jepang, tepatnya prefektur Fukushima, ada sebuah taman hiburan, Takakanonuma Greenland yang punya cerita aneh. Seperti dikutip dari apakabardunia.com, semula taman ini dibuka pada tahun 1973 lalu d...


Di Jepang, tepatnya prefektur Fukushima, ada sebuah taman hiburan, Takakanonuma Greenland yang punya cerita aneh. Seperti dikutip dari apakabardunia.com, semula taman ini dibuka pada tahun 1973 lalu ditutup tiba-tiba dua tahun kemudian. Alasannya karena sepi pengunjung, penjualan tiket merugi. Namun berkembang pula gosip sebenarnya ditutup karena ada beberapa orang yang mati.

Setelah 10 tahun terbengkalai, akhirnya Takakanonuma dibuka kembali tahun 1986. Sayang, karena kalah bersaing dengan Tokyo Disneyland maka ditutup selamanya semenjak 1999.

Mungkin kisah ini terlihat biasa saja. Takakanonuma hanya menyisakan wahana-wahana yang berkarat. Roller coaster, kincir putar, dan semuanya benar-benar diabaikan. Lalu apa lagi? Tempat ini yang selalu berkabut mungkin cukup menimbulkan rasa takut, seolah-olah jadi tempat penuh magis. Apakah benar demikian?

Sebelum Takakanonuma akhirnya dihancurkan oleh pemerintah setempat pada 2006, seorang turis Inggris, Bill Edwards membuat foto-foto di taman hiburan ini. Obyek fotonya ingin menampilkan bangku-bangku di wahana yang kosong dan berkarat, roller coaster yang berkabut, serta banyak lagi.

Konon, terjadi keanehan ketika ia ingin mengunggah hasil jepretannya di komputer. Hanya satu foto yang bisa muncul. Foto yang menggambarkan jalan masuk dan muncul penampakan gadis kecil yang melihat ke arah kamera.

Ini mungkin hanya legenda urban belaka, karena foto yang dimaksud susah dicari keabsahannya di Google. Seorang pengguna Wattpad memajang foto berikut. Rasanya tak meyakinkan, walau cukup angker kalau dilihat terus-menerus.

Dan inilah foto-foto lain yang menunjukkan taman hiburan Takakanonuma benar-benar terbengkalai.




Comments