Guru Besar UI Prof.Yasmine Zaki Shahab,MA,PhD menyebutkan bahwa Mohammad Hoesni Thamrin kurang dikenal ketokohannya oleh masyarakat Betawi dan siswa-siswa SMA di Jakarta. Hal ini disampaikan dalam bedah buku Mohammad Hoesni Thamrin: Merekam Prestasi Menguak Representasi.
Bedah Buka karya Yasmine Zaki Shahab ini digelar di Ruang Sidang, lantai 9, Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia (PAUI), Depok, Rabu (11/9/2019). Muncul selaku pembahas Prof. Susanto Zuhdi,S.Hum,M.Hum, Drs.J.J. Rijal, dan Dr.Tony Rudyansjah dengan moderator Dr. Leila Mona Ganiem,M.Si.
Dalam kesempatan tersebut, muncul juga Rektor UI Prof.Dr.Ir. Muhammad Anis, M.Met dan Dekan FISIP Dr.Arie Setiabudi Soesilo,M.Sc., Yasmine menegaskan bahwa representasi M.H Thamrin di Jakarta masih jauh dari representasi sosok M.H Thamrin itu sendiri.
"Hal ini yang menyebabkan pahlawan nasional beretnis Betawi ini kurang dikenal dan dikenang," jelas Yasmine yang menyelesaikan gelar doktornya di University of London.
Padahal, lanjut Yasmine, sosok M.H Thamrin merupakan pejuang kemerdekaan, dan pembela kaum miskin Betawi. Hal ini bisa dilihat dalam representasinya di Kota Jakarta saat ini.
"Represantasi Mohammad Hoesni Thamrin di Jakarta muncul dalam beberapa media, antara lain nama jalan protokol, museum, rumah sakit, yayasan, bahkan Proyek kampung Mohammad Husni Thamrin. Sayang, hanya sekadar itu yang dikenal masyarakat," prihatin Yasmine.
Kondisi Kapal Titanic Semakin Menyedihkan
4 Gunung Ini Jadi Saksi Usaha Rasulullah dalam Menyebarkan Islam
Para Ilmuwan Temukan Jejak Pemukiman Zaman Batu di Laut Utara
Surat Bersejarah Alexander Hamilton Ditemukan
7 Karakter Game of Thrones Ini Mirip Tokoh dalam Sejarah
Inilah Motor Pertama di Indonesia, Mesinnya Sudah 1.500 cc
Prof.Yasmine Zaki Shahab (tengah)
Yasmine berharap representasi Mohammad Hoesni Thamrin bukan sekadar nama jalan protokol, museum, atau benda fisik lainnya. Tapi bisa mempresentasikan Mohammad Hoesni Tharim dalam reaktualisasi spirit Thamrin.
"Jadi Tahmrin itu dikenalkan sebagai tokoh yang memperjuangkan keadilan hukum, kedilan tanah, pro rakyat miskin, peduli lingkungan, menyumbangkan hartanya dalam berjuang, dan berwawasan multikulurral," terang Yasmine.
Selain itu, Yasmine juga ingin memunculkan Thamrin dalam bentuk representasi pejuang nasional beretnis betawi yang telah mengangkat keragaman dalam persatuan Indonesia.
Dalam menulis sosok M.H Thamrin ini, Yasmine memang melakukan pendekatan yang berbeda. Selama ini, M.H Thamrin ditulis dalam pendekatan sejarah semata dalam bentuk kisah dan perjuangannya.
Namun, Yasmine sesuai keahliannya sebagai antropolog melakukan penelitian etnografi. Penelitiannya dimulai pada tahun 2004, kemudian seminar 2007 tertunda hingga 2018. Akhirnya, pada 2019 terbit juga bukunya dengan judul Mohammad Hoesni Thamrin: Merekam Prestasi Menguak Representasi.
Comments