Menperin: Industri Manufaktur Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Ekonomi & Bisnis

News / Ekonomi & Bisnis

Menperin: Industri Manufaktur Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Menperin: Industri Manufaktur Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional

KEPONEWS.COM - Menperin: Industri Manufaktur Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nasional JAKARTA - Industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional, adalah hingga 19,86% sepanjang tahun 2018. Kementerian Perindustrian (Kemenpe...

JAKARTA - Industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional, adalah hingga 19,86% sepanjang tahun 2018. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan untuk terus menggenjot capaian ini agar di tahun 2019 lebih meningkat seiring komitmen pemerintah merevitalisasi sektor manufaktur.

"Industri manufaktur merupakan tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu menjadi sektor andalan dalam memacu pemerataan terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang inklusif," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Minggu (10/2/2019).

Menurut Menperin, pemerintah fokus mengembangkan industri manufaktur yang menitikberatkan pada sektor pengolahan sumber daya alam, berorientasi ekspor, dan padat karya. Selanjutnya melalui pendekatan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir agar lebih berdaya saing di tingkat domestik, regional, dan global.

Airlangga juga memaparkan, aktivitas industrialisasi konsisten memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional. Dampak itu antara lain meningkatkan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, serta penerimaan devisa dari ekspor dan pajak.

Industri Hiburan dan Festival Tumbuh Positif

"Oleh karena itu, Kemenperin serius mendorong kebijakan hilirisasi guna mencapai sasaran tersebut," tegasnya. Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional yang terdapat dalam roadmap Making Indonesia 4.0.

"Dengan Making Indonesia 4.0, kita harus optimistis mengembalikan industri manufaktur sebagai sektor mainstream dalam pembangunan nasional. Dan, melalui penerapan industri 4.0, akan lebih meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam menciptakan produk berbobot," imbuhnya.

Berdasarkan catatan Kemenperin, industri pengolahan nonmigas bisa tumbuh sebesar 4,77% pada tahun 2018. Adapun sektor yang menjadi penopangnya, antara lain industri mesin dan perlengkapan yang tumbuh 9,49%, disusul industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang tumbuh 9,42%.

airlangga

Selanjutnya, kinerja gemilang juga ditunjukkan oleh industri logam dasar yang tumbuh 8,99%, industri tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh 8,73%, industri makanan dan minuman yang tumbuh 7,91%, serta industri karet, barang dari karet dan plastik yang tumbuh 6,92%.

Industri tekstil dan pakaian jadi bisa tumbuh tinggi, didukung oleh peningkatan produksi di daerah-daerah kantong sektor tersebut. Sementara itu, industri logam dasar tumbuh karena dipacu oleh permintaan aktivitas konstruksi serta permintaan luar negeri yang meningkat. Sedangkan, pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki lantaran dipengaruhi oleh peningkatan permintaan luar negeri terutama produk sepatu.

"Kalau kita lihat, pertumbuhannya per sektor rata-rata masih tinggi, mereka bisa melampaui pertumbuhan ekonomi," ujarAirlangga. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 tercatat di angka 5,17%.

Di tengah kondisi perlambatan ekonomi di tingkat global, Kemenperin optimistis memasang sasaran pertumbuhan industri nonmigas sebesar 5,4% pada tahun 2019. Adapun sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi, di antaranya industri makanan dan minuman , permesinan, tekstil dan pakaian jadi, serta kulit barang dari kulit dan alas kaki.

(Sindonews)

(kmj)

Comments