Mengingat Dia Dalam Perjalanan

Kepo Stories

Ragam / Kepo Stories

Mengingat Dia Dalam Perjalanan

Mengingat Dia Dalam Perjalanan

KEPONEWS.COM - Mengingat Dia Dalam Perjalanan Mengingat Dia Dalam Perjalanan - Dalam bus Koantas 510, trayek Kp. Rambutan-Ciputat, seorang ibu membuka segel botol minuman merek tertentu. Ia pun menenggaknya dengan cepat. Dari cara minumnya, kenta...
Mengingat Dia Dalam Perjalanan - Dalam bus Koantas 510, trayek Kp. Rambutan-Ciputat, seorang ibu membuka segel botol minuman merek tertentu. Ia pun menenggaknya dengan cepat. Dari cara minumnya, kentara sekali dia sangat haus. Saya menduga, dia sedang berbuka puasa. Alasannya adalah, kebetulan hari itu Senin, dan azan Maghrib pun tengah berkumandang.
Ilustrasi ( Foto @ISLAM KAFAH )
"Alhamdulillah..." Kalimat itu meluncur pelan dari bibir wanita itu sambil menghela nafas. Tak lama, dia beringsur, membenarkan letak duduknya. Lalu dengan kepala merunduk, ia ayunkan kedua tangannya ke atas. "Allahu Akbar!" Ucapnya pelan. Perempuan itu shalat Maghrib.
Sebagai penumpang tetap kendaraan ini, hati saya tergugah. Bagi saya, ini pemandangan yang sangat tak lazim. Shalat dalam kendaraan umum? Shalat di biskota?
Akan ada sederet alasan dikemukan mengapa orang enggan menunaikan shalat dalam kendaraan umum. Dengan alasan tak nyamalanlah, tidak yakin sedang dalam keadaan suci-bersih, pusinglah, capek, serta setumpuk alasan lain yang memungkinkan penumpang tidak shalat.
Tetapi wanita itu, dalam kopaja 510 berkapasitas 25 orang menurut itungan baku yang kenyataannya diisi lebih dari 60 orang, tidak keberatan menunaikan kewajibannya.
Memang, secara kebetulan, dia duduk di belakang sopir. Posisinya agak lebih memungkinkan untuk melaksanakan shalat ketimbang penumpang yang berdiri terpaksa berjalan. Dapat kursi untuk duduk dan tidak begitu terhimpit oleh jejalan penumpang.
Tapi, kalau pertimbangannya logika, siapa mau melakukannya? Dalam riuh rendah suara, pengap karena minus udara, bau badan bercampur baur, tubuh dipenuhi peluk bak banjir bandang, mungkin orang akan lebih memilih mengqadha shalat. Atau mungkin, turun dari bus yang terjebak macet? Sebagaimana jutaan muslim ibukota biasa melewati semua itu di sela-sela rutinitasnya.
Dan ahh.. sungguh, mungkin shalat masuk dalam hitungan kesekian. Alasannya adalah wajah-wajah penumpang bus yang masam, kusut masai yang akan terjadi kelelahan, akan membenamkan pikirannya dengan rumah, atau tempat tujuannya masing-masing. Atau hal-hal lain yang membuat mereka sedikit terhibur. Mencari kompensasi atas rasa jemu selama dalam bus.
Tapi wanita paruh baya itu? Sedikitpun kemusykilan tidak menghimpitnya. Bibirnya malah terus meluncurkan kalimat-kalimat zikir. Allah, Allah, Allah. Asyik terbuai dalam mengingat-Nya.
Sejurus kemudian berkelebat dalam benak saya sebuah hadits : Ittaqillaha haitsuma kunta, bertakwalah kamu pada Allah dimanapun kamu berada. Cakupan luasnya makna takwa ini tentu bisa berbentuk ibadah wajib maupun sunnah. Serta dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tidak ada sekat ruang dan waktu. Yang penting, setiap kita berupaya sekuat tenaga untuk selalu memayungi dirinya dengan ibadah.
Dan wanita paruh baya itu, mungkin tengah berupaya menyematkan makna hadits tersebut di dadanya. Tak peduli, sudah tiga jam lebih perjalanan ditempuhnya sebelum duduk dalam Koantas 510.

Comments