Mengenal Invasive Endoskopi, Tindakan untuk Atasi Degenerasi Bantalan Sendi Tulang Belakang

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Mengenal Invasive Endoskopi, Tindakan untuk Atasi Degenerasi Bantalan Sendi Tulang Belakang

Mengenal Invasive Endoskopi, Tindakan untuk Atasi Degenerasi Bantalan Sendi Tulang Belakang

KEPONEWS.COM - Mengenal Invasive Endoskopi, Tindakan untuk Atasi Degenerasi Bantalan Sendi Tulang Belakang MASALAH nyeri tulang belakang menjadi masalah salah satu paling umum yang terjadi pada orang tua. Tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa yang lebih muda juga bisa mengalami. Banyak hal yang dapat...

MASALAH nyeri tulang belakang menjadi masalah salah satu paling umum yang terjadi pada orang tua. Tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa yang lebih muda juga bisa mengalami. Banyak hal yang dapat memicu nyeri termasuk degenerasi bantalan sendi tulang.

Bantalan sendi tulang belakang atau spinal disk layaknya sistem suspensi pada kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai peredam kejut antar vertebra. Bantalan sendi terdiri dari dua bagian utama yaitu anulus Fibrosus (bagian luar yang keras) dan nucleus pulposus (bagian dalam yang seperti jelly atau dikenal dengan istilah mucoprotein gel).

Seiring bertambahnya usia atau faktor lain seperti lingkungan, nutrisi dan genetik, bantalan sendi dapat mengalami kerusakan atau degenerasi.

Celana Dalam Hitam Terpampang! Meghan Markle Kenakan Rok Tembus Pandang

https: img-z.okeinfo.net content 2018 08 23 481 1940413 penyebab-nyeri-tulang-belakang-kenali-tips-pencegahannya-4CeRX9aGv4.jpg

Degenerasi bantalan sendi tulang belakang membuat bantalan dapat menonjol, kempes, maupun keluar dari tulang. Kondisi ini menyebabkan nyeri hingga yang paling parah kelumpuhan, ujar dokter spesialis bedah saraf, dr Mahdian Nur Nasution SpBS, saat ditemui Okezone dalam konferensi media Proses Degenerasi Tulang Belakang dan Teknologi Terkini Mengatasinya di RSU Bunda Jakarta, Jumat (2/11/2018).

Nyeri yang muncul karena degenerasi bantalan sendi tulang belakang dapat memengaruhi struktur tulang belakang seperti otot dan saraf tulang belakang. Kondisi inilah yang sering disebut oleh orang awam sebagai saraf terjepit. Biasanya gejala nyeri terjadi di daerah pinggang, bokong, paha bagian atas, telapak kaki bahkan hingga ke punggung dan leher. Semuanya tergantung lokasi bantalan sendi mengalami masalah.

5 Aksi Heroik Pilot yang Lakukan Pendaratan Darurat, Salah Satunya di Bengawan Solo

Rasa nyeri yang ditimbulkan bisa sesekali hilang namun terasa kembali beberapa waktu kemungkinan. Tapi pada kondisi berat nyerinya dapat bertahan dalam hitungan minggu atau bahkan bulan. Intensi nyeri paling berat biasanya terjadi saat pasien tengah duduk atau membungkuk dan menjadi lebih baik saat berpindah posisi. Pada beberapa kasus, degenerasi bantalan sendi tulang belakang dapat mengakibatkan kesemutan atau mati rasa (kebas) di tangan dan kaki.

https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2018/07/mymedistore365-mymedi-696x399.jpg

Oleh karenanya, kondisi ini memerlukan penanganan medis untuk diatasi dengan segera. Saat ini, dengan perkembangan teknologi, penanganan bisa dilakukan dengan teknik minimal invasive seperti endoskopi disektomi. Teknik ini dapat mengatasi masalah herniasi bantalan sendi yang menyebabkan nyeri pada punggung bawah (lumbar), punggung tengah (toraks), leher, atau lengan (servikal). Ketika melakukan endoskopi, dokter biasanya akan memakai benda berbentuk seperti tabung.

Rekan Satu Grup Terlibat Kecelakaan, Pramugari Ini Tulis Pesan Mengharukan

Dalam satu tabung yang berdiameter 7 mm itu bisa punya 4 lubang. Satu untuk kamera, satu sumber cahaya atau lampu, satu working channel, dan satu irigasi. Jadi bayangkan alat sekecil itu dapat membantu menyembuhkan degenerasi bantalan sendi secara optimal, ujar dokter yang berpraktek di bagian Brain and Spine Bunda Neuro Center Jakarta.

Lebih lanjut dr Mahdian memaparkan bila manfaat dari teknik endoskopi dapat dirasakan oleh pasien secara cepat. Terlebih tingkat keberhasilannya mencapai 90%. Sayatan minimal karena yang digunakan tabung tadi dengan ukuran 7 mm. Jadi estetika lebih baik, risiko infeksi paska tindakan lebih minimal, proses penyembuhan lebih cepat, dan tidak membutuhkan rawat inap, pungkasnya.

(rzy)

Comments