Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan Gunungjati

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan Gunungjati

Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan Gunungjati

KEPONEWS.COM - Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan Gunungjati Cirebon - Tak hanya Sunan Gunungjati yang memiliki peninggalan di Cirebon. Saudara iparnya pun punya, traveler tahu?Merupakan Tajug Agung Pangeran Kejaksan, salah satu cagar budaya yang ada di Kota Ci...

Cirebon - Tak hanya Sunan Gunungjati yang memiliki peninggalan di Cirebon. Saudara iparnya pun punya, traveler tahu?

Merupakan Tajug Agung Pangeran Kejaksan, salah satu cagar budaya yang ada di Kota Cirebon. Masjid tua itu terletak di Gang Pangeran Kejaksan, Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Di depan gangnya terdapat gapura yang menandakan awal berdirinya Tajug Agung Pangeran Kejaksan. Dalam gapura itu tercatat pembangunan Tajug Agung Pangeran Kejaksan pada tahun 1480.

Lokasi masjid itu berada di tengah-tengah pemukiman, sehingga terlihat sempit bahkan tak memiliki tempat parkir kendaraan. Masjid peninggalan Pangeran Kejaksan itu masih dirawat dan didominasi warna putih hingga coklat tua.

Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan GunungjatiFoto: (Sudirman Wamad/detikTravel)
"Masjid ini dibangun oleh Pangeran Kejaksan atau Syarif Abdurohim. Pembangunan masjid ini satu zaman dengan Masjid Merah Pangeran Panjunan," ucap Juri Kunci Tajug Agung Pengeran Kejaksan Cirebon Uki Saluki (67) saat ditemui detikTravel, Sabtu (19/5/2018).

Lebih lanjut, Saluki menceritakan secara singkat mengenai sejarah dan silsilah Pangeran Kejaksan. Dikatakan Saluki, Pangeran Kejaksan bersaudara dengan Pangeran Panjunan atau Syarif Abdurahman. Keduanya merupakan anak dari pasangan Syekh Datuk Kahfi dan Syarifah Halimah.

"Selain kedua pangeran itu, ada dua anak lainnya yakni Syarifah Baghdad dan Syarif Hafidz. Nah, Syarifah Baghdad itu yang menikah dengan Sunan Gunungjati nantinya," kata Saluki.

Saluki mennceritakan keluarga Syekh Datuk Kahfi membawa keempat anaknya itu ke Cirebon sekitar tahun 1478, tepatnya menuju Gunungjati.

Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan GunungjatiFoto: (Sudirman Wamad/detikTravel)

"Mereka mendarat di pelabuhan Muara Jati, pelabuhan Cirebon saat ini. Kemudian, Pangeran Kejaksan memilih melanjutkan perjalanan menuju Keraton Pakungwati yang saat itu dipimpin Mbah Kuwu Cirebon," ucap Saluki.

Nama lain Mbah Kuwu Cirebon ialah Pangeran Cakrabuana. Setelah Cirebon lepas dari Kerajaan Galuh, estafet kepimpinan Keraton Pakungwati diserahkan ke Sunan Gunungjati.

"Sunan Gunungjati itu saudara ipar dari Pangeran Kejaksan. Kakak dari Pangeran Kejaksan itu menikah dengan Sunan Gunungjati," ucap Saluki.

Saat Sunan Gunungjati memimpin Keraton Pakungwati, Pangeran Kejaksan dan Panjunan mendapatkan jabatan. Pangeran Kejaksan menjabat sebagai adhiyaksa atau jaksa. Sedangkan Pangeran Panjunan menjabat sebagai Abdu Dampul atau panglima perang saat itu.

Menengok Peninggalan Saudara Ipar Sunan GunungjatiFoto: (Sudirman Wamad/detikTravel)

"Nah, kalau ipar yang satunya itu, yakni Syarif Hafidz ditugaskan membantu mengajar agama Islam dengan ayahnya di Gunungjati," kata Saluki.

Pada zaman itu, dikatan Saluki, Pangeran Kejaksan dan Panjunan membangun masjid di wilayahnya masing-masing. Masjid peninggalan Pangeran Kejaksaan diberi nama Tajug Agung Pangeran Kejaksan.

"Sejarah awal masjidnya kurang tahu. Tali sudah semenjak dulu ada. Masjid ini sudah direhab sebanyak tiga kali. Saka guru yang ada di masjid ini masih asli," katanya.

Tiang atau saka guru yang ada di Tajug Agung Pangeran Kejaksan itu masih kokoh berdiri. Tiang tua yang jumlahnya 16 buah itu masih kuat menyangga masjid, yang luasnya sekitar 400 meter persegi.

"Kalau dinding sudah banyak perubahan. Atas masjid juga sudah dirubah. Tapi, kalau ornamen keramik China itu asli semenjak dulu. Saka guru juga hanya ditambahi penyanhga saja, sebagai penguat tanpa mengubah bentuk aslinya," kata Saluki seraya menunjukkan ke arah pintu menuju ruang utama masjid. (msl/msl)

Comments