Makan Kecebong Hidup untuk Pengobatan, Normalkah?

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Makan Kecebong Hidup untuk Pengobatan, Normalkah?

Makan Kecebong Hidup untuk Pengobatan, Normalkah?

KEPONEWS.COM - Makan Kecebong Hidup untuk Pengobatan, Normalkah? Jakarta - Seorang ibu di Cina dianggap nyeleneh oleh warganet karena menyuapi anaknya dengan kecebong hidup. Videonya diunggah di beberapa sosmed memperlihatkan bahwa keduanya tampak santai dan biasa...
Jakarta - Seorang ibu di Cina dianggap nyeleneh oleh warganet karena menyuapi anaknya dengan kecebong hidup. Videonya diunggah di beberapa sosmed memperlihatkan bahwa keduanya tampak santai dan biasa saja dengan hal tersebut.

Namun apakah tindakan sang ibu yang tega menyuapi kecebong hidup yang tampak menjijikkan bagi semua orang ini normal?

Kecebong hidup di Cina dipercayai mempunyai efek medis untuk mengobati penyakit kulit seperti psoriasis, scabies, eczema dan cutaneous pruritus sehingga banyak dari warganya mengajarkan anak-anaknya untuk makan kecebong hidup.

Praktek ini juga disebutkan dalam buku herbologi China berjudul The Compendium of Materia Medica yang ditulis pada era dinasti Ming, sekitar tahun 1500-an oleh dokter dan ahli herbal Li Shizen.

Padahal, faktanya mengonsumsi kecebong hidup malah bisa membuatmu terkena infeksi di tubuh bagian dalam yang disebut sparganosis. Sparganosis, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ialah infeksi yang disebabkan oleh cacing pita parasit genus Spirometra yang terdapat dalam inang hewan air, amfibi, atau reptil.


Sebuah studi bertajuk A Neglected Risk for Sparganosis: Eating Live Tadpoles in Central China yang dipublikasikan pada Mei 2017 lalu yang disetujui Komite Etik Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Zhengzhou dan dipublikasikan di jurnal penyakit infeksi tahun lalu mengupas perihal metode tersebut.

Dalam studi tersebut dilatar belakangi oleh kisah seorang petani berumur 29 tahun dari Qixian, Prov. Henan, Cina, yang dibawa ke UGD karena mengalami demam tinggi selama 15 hari disertai nyeri perut tak tertahankan pada Agustus 2016. Awalnya is didiagnosis appendicitis dan peritonitis, namun setelah diberikan antibiotik keadaannya tak membaik.

Setelah penelusuran lebih lanjut, ternyata pasien ini kerap mengonsumsi kecebong hidup. Kecebong hidup ini ia konsumsi dengan porsi 80 ekor dalam dua dosis untuk 5 hari, sebagai pengobatan cutaneous pruritus (sejenis penyakit kulit yang membuat pengidapnya gatal).

Lewat beberapa tes lanjutan, ia akhirnya didiagnosis mengidap Sparganosis. Di Cina hampir ditemukan 1.300 kasus sparganosis yang tersebar di 29 provinsi dalam kurun tahun 1949 hingga 2014, menurut situs NCBI.

Manusia sebagai inang insidentil dapat terinfeksi dengan memakan daging katak dan ular mentah atau setengah matang yang terinfeksi plerocercoids, menggunakan daging katak atau ular sebagai pengobatan penyakit kulit atau radang mata, atau meminum air mentah yang terkontaminasi dengan copepoda (crustacea kecil yang hidup di air tawar).


"Survei kami menunjukkan bahwa 11,93 persen kecebong di provinsi Henan terinfeksi plerocercoids. Memakannya hidup-hidup meningkatkan risiko infeksi sparganum," ungkap peneliti di dalam studi tersebut.

Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, plerocercoids bermigrasi dan menetap di banyak sekali bagian tubuh, seperti jaringan subkutan, otot, mata, mulut, otak, dada, paru-paru, organ perut, bahkan saluran kandung kemih.

Pada awalnya manusia yang terinfeksi sparganosis tidak menimbulkan gejala, tapi perpindahan dan sekresi dari plerocercoids hidup kerap menyebabkan reaksi peradangan lokal dan edema di jaringan sekitarnya. Berikut gejala klinis yang umum terjadi:

1. Munculnya nodul atau benjolan kecil yang dapat muncul lalu hilang di di banyak sekali bagian tubuh dalam beberapa waktu. Nodul ini biasanya gatal, bengkak, memerah dan sering disertai dengan edema yang amat nyeri.

2. Tubuh menjadi dingin namun juga demam

3. Infeksi dan membengkaknya mata

4. Sakit kepala, nyeri, dan hemiparesis

5. Eosinofilia, merupakan reaksi dari infeksi parasit, alergi, atau kanker. Ditandai dengan tingginya level eosinofil, salah satu tipe sel darah putih yang berperan melawan penyakit, dikutip dari situs MayoClinic.

Penanganan bagi pasien yang terinfeksi sparganosis yang paling efektif merupakan pembedahan untuk membuang larva-larva sparganum, namun hanya bila mereka tersebar di jaringan subkutan, mulut, atau otot. Larva tersebut harus dibuang secara utuh, karena meninggalkan sebagian tubuhnya akan mengakibatkan rekurensi.


"Pendidikan kesehatan masyarakat yang komprehensif harus dilakukan untuk orang-orang di daerah endemik dan kebiasaan buruk makan kecebong hidup ini jangan sampai didukung," sebut studi tersebut.

Jadi, jangan coba-coba untuk memakan kecebong hidup-hidup bila tak ingin organ dalammu terinfeksi, ya.

(Frieda Isyana Putri/up) Makan Kecebong Hidup untuk Pengobatan, Normalkah?

Comments