Kuliner Betawi Gabus Pucung, Dulu Mewah Kini Nyaris Punah

Food & Kuliner

Travel / Food & Kuliner

Kuliner Betawi Gabus Pucung, Dulu Mewah Kini Nyaris Punah

Kuliner Betawi Gabus Pucung, Dulu Mewah Kini Nyaris Punah

KEPONEWS.COM - Kuliner Betawi Gabus Pucung, Dulu Mewah Kini Nyaris Punah Gabus Pucung, begitulah orang Betawi menyebutnya. Sajian yang telah berkembang semenjak zaman Belanda ini dikenal memiliki cita rasa yang khas, berbahan dasar ikan gabus. Namun sayang, perkembangan za...

Gabus Pucung, begitulah orang Betawi menyebutnya. Sajian yang telah berkembang semenjak zaman Belanda ini dikenal memiliki cita rasa yang khas, berbahan dasar ikan gabus. Namun sayang, perkembangan zaman seolah menggerus masakan ini sehingga mulai langka.

Di Depok, Jawa Barat, beberapa penjual Gabus Pucung bisa dihitung dengan jari. Salah satunya di Waroeng Koempoel Betawi, Jalan Tanah Baru, Beji. Nuroji, sang pemilik warung mengungkapkan, salah satu penyebab masakan itu mulai langka karena saat ini generasi muda lebih tertarik dengan masakan internasional, seperti Korea, Italia, dan sajian Eropa lainnya. Padahal, pada zaman dulu, Gabus Pucung pun tak kalah bergengsi.

Gabus pucung ini makanan kaya akan rempah-rempah, sudah jarang yang masak apalagi jual. Zaman dulu, bisa dibilang ini makanan mewah, katanya pada VIVA, Minggu 25 Maret 2018.

Nuroji mengakui, sengaja membuka warung khas masakan Betawi, khususnya Gabus Pucung, karena cukup sulit untuk mencarinya. Dulu saya kalau makan Gabus Pucung sampai nyari ke Bekasi atau Parung. Makanya saya buka sajalah, ucap pria berambut gondrong tersebut dengan pakaian pangsi, khas Jawara Betawi.

Diceritakan Bang Oji, sapaan akrab Nuroji, sewaktu kecil dulu, masakan ini ia santap hanya di waktu-waktu tertentu. Biasanya, makanan ini muncul bila ada yang menggelar selamatan atau syukuran. Kalau dulu kita masak Gabus Pucung mewah, bisa sebulan sekali.

Untuk mengolah masakan ini, kata Bang Oji tidaklah sulit. Bahan atau bumbu yang digunakan pun dapat dengan mudah ditemukan di pasaran seperti, daun sereh, cabai, daun jeruk, jahe dan yang paling penting ialah buah pucung.

Gabus pucung Bang Oji

Yang beda di sini, saya pakainya ikan gabus liar bukan yang ternak. Jadi saya punya penjual tetap, yang biasa berburu di rawa atau empang. Kalau gabus ternak dagingnya kecil, lembek dan kurang kenyal. Kita juga pakai pete dan kaldu, ini masakan yang kaya akan rempah-rempah dengan harga yang terjangkau, kata pria yang menjabat sebagai anggota DPR tersebut.

Selain memanjakan lidah dengan sajian khas Betawi lainnya, seperti sayur asem dan pecak ikan mas, di warung Bang Oji Anda juga bisa bernostalgia ke zaman dahulu, karena di warung ini terdapat benda-benda klasik mulai radio, telepon, kamera hingga alat pemutar piringan hitam. (one)

Comments