Korban Malah Dituduh Kesenangan saat Dipepet Talitha Pavita, Memangnya Pria Cuma Ditakdirkan Jadi Pelaku Pelecehan?

Lifestyle & Fashion

Life & Style / Lifestyle & Fashion

Korban Malah Dituduh Kesenangan saat Dipepet Talitha Pavita, Memangnya Pria Cuma Ditakdirkan Jadi Pelaku Pelecehan?

Korban Malah Dituduh Kesenangan saat Dipepet Talitha Pavita, Memangnya Pria Cuma Ditakdirkan Jadi Pelaku Pelecehan?

KEPONEWS.COM - Korban Malah Dituduh Kesenangan saat Dipepet Talitha Pavita, Memangnya Pria Cuma Ditakdirkan Jadi Pelaku Pelecehan? Belum lama ini viral video konten kreator Talitha Pavita yang menuai banyak pro dan kontra di masyarakat. Dalam konten yang dibagikannya itu, Talitha Pavita membuat prank dengan mendekatkan dirinya ke...

Belum lama ini viral video konten kreator Talitha Pavita yang menuai banyak pro dan kontra di masyarakat. Dalam konten yang dibagikannya itu, Talitha Pavita membuat prank dengan mendekatkan dirinya kepada orang yang ditanya.

Namun, konten tersebut menuai banyak kritik. Pasalnya, dalam video tersebut Talitha Pavita justru terlihat mendekatkan payudara miliknya. Tak sedikit orang yang lantas menyebutkan bahwa konten bikinan Talita Pavita merupakan bentuk pelecehan seksual karena beberapa laki-laki dalam video terlihat tidak nyaman.

Setelah banyak kritikan, Talitha Pavita sendiri langsung membuat klarifikasi. Ia menyebutkan, kontennya tersebut tidak ada intensi mendekatkan payudara kepada sejumlah laki-laki tersebut. Ia mengaku, dirinya hanya ingin mendekatkan wajahnya ke indera pendengaran mereka.

"Di video ini, intensi gua ngomong pure kedekatan ke orang dengan mendekatkan muka gua sedekat mungkin ke indera pendengaran mereka, bukan sama sekali mau nempelin payudara gua. Cuma karena posisi duduk dan tinggi gua untuk gua bisa ngomong ke kuping orang keliatannya kayak gua nempelin payudara gua, padahal enggak sama sekali," jelas Talitha Pavita dalam klarifikasinya, Rabu (1/2/2023).

Terinspirasi dengan Jusuf Hamka, Baim Wong Mempunyai Cita-Cita untuk Membuat Masjid

Banyak sekali komentar warganet langsung ramai membanjiri postingan tersebut. Beberapa berkomentar bahwa apa yang dilakukannya itu tetap termasuk sebuah pelecehan. Namun, terdapat juga beberapa yang menyokong aksi Talitha Pavita.

Bahkan, ada yang menyebutkan, selama laki-laki dalam video menikmati, hal tersebut bukanlah masalah. Sebagian justru membandingkan jikalau posisi perempuan yang kena prank, pasti pandangan banyak orang sudah berbeda.

Korban kasus pelecehan seksual yang selama ini banyak disoroti ialah perempuan. Oleh alasannya adalah itu, ketika pihak yang menjadi korban merupakan laki-laki, banyak orang justru tidak percaya.

Melansir laman Thehotline, berikut beberapa anggapan mengapa laki-laki sulit dipercaya menjadi korban pelecehan seksual.

Laki-laki dianggap tidak bisa menjadi korban

Viral Curhat Pilu Gadis Cuma Hidup dengan Ayah Pasca Ibu Meninggal, Kini Malah Dilecehkan Ortu Sendiri

Berdasarkan pandangan masyarakat, laki-laki dianggap tidak bisa menjadi korban kekerasan seksual. Padahal, berdasarkan data, 1 dari 10 pria pernah mengalami pelecehan seksual. Bahkan, rata-rata per 24 menit, laki-laki mengalami pelecehan seksual.

Ilustrasi pria sedih (Pexels/Inzmam Khan)Ilustrasi pria sedih (Pexels/Inzmam Khan)

Laki-laki hanya pelaku

Hal lain yang membuat laki-laki sulit dipercaya yaitu pandangan kalau mereka hanya pelaku. Laki-laki selalu digambarkan sebagai pelaku pelecehan seksual, maupun rumah tangga. Padahal, semua itu bisa terjadi tanpa memandang gender.

Bukan laki-laki sejati

Mereka yang mengadukan pelecehan seksual sering dianggap bukan laki-laki sejati. Ini karena adanya stereotip maskulinitas yang menggambarkan laki-laki akan selalu menyukai hal seksual. Oleh karena itu, ketika melaporkannya, ini dianggap memalukan dan tidak maskulin.

Tidak mempunyai sumber daya yang sama

Banyak sekali hal mengenai kasus pelecehan atau kekerasan selalu digambarkan dengan perempuan sebagai korban. Oleh karena itu, laki-laki dinilai sangat jarang mengalami kasus. Jadi ketika itu terjadi, sulit untuk mempercayai laki-laki sebagai korban.

Comments