Kisah Inspiratif: Kakek Berkata, Kau Pergilah Dulu, Aku Akan Menemuimu. Nenek yang Denyut Jantungnya Hampir Berhenti itu Menganggukkan Kepala. Janji Sehidup Semati Mereka pun Membuat Terharu Orang-orang!

Inspirasi

Ragam / Inspirasi

Kisah Inspiratif: Kakek Berkata, Kau Pergilah Dulu, Aku Akan Menemuimu. Nenek yang Denyut Jantungnya Hampir Berhenti itu Menganggukkan Kepala. Janji Sehidup Semati Mereka pun Membuat Terharu Orang-orang!

Kisah Inspiratif: Kakek Berkata, Kau Pergilah Dulu, Aku Akan Menemuimu. Nenek yang Denyut Jantungnya Hampir Berhenti itu Menganggukkan Kepala. Janji Sehidup Semati Mereka pun Membuat Terharu Orang-orang!

KEPONEWS.COM - Kisah Inspiratif: Kakek Berkata, Kau Pergilah Dulu, Aku Akan Menemuimu. Nenek yang Denyut Jantungnya Hampir Berhenti itu Menganggukkan Kepala. Janji Sehidup Semati Mereka pun Membuat Terharu Orang-orang! ILUSTRASI. Sumber: manda-te.com & huffpost.com Menjelang kepergian nenek ini, perawat menyaksikan pemandangan mengharukan yang membuat orang-orang di sekitar rumah sakit tak tahan meneteskan air m...
ILUSTRASI. Sumber: manda-te.com & huffpost.com

Menjelang kepergian nenek ini, perawat menyaksikan pemandangan mengharukan yang membuat orang-orang di sekitar rumah sakit tak tahan meneteskan air mata.

Pada 13 Agustus lalu, seorang perawat memposting di internet sebuah kisah nyata dan kata-kata yang sangat menyentuh perihal pasangan senja yang akan segera dipisahkan oleh maut.

Kisah yang mengharukan ini pun seketika membuat puluhan ribu netizen tak tahan meneteskan air mata, dan viral di internet.

Dia menyaksikan sendiri di depan matanya seorang kakek yang selalu dengan setia menjaga di sisi nenek.

ILUSTRASI. (Internet)

Menjelang kepergian nenek karena kanker, kakek berkata dengan lirih kepada nenek nenek agar pergilah dalam tenang.

Penderitaanmu akan segera berakhir,dan tidak akan merasakan sakit lagi, pergilah dengan tenang, kau pergilah dulu, nanti aku akan menyusulmu, kata kakek dengan suara parau.

Denyut jantung nenek yang hampir berhenti itu pun pelan-pelan menganggukkan kepalanya setelah mendengar kata-kata terakhir kakek.

Beratnya perpisahan, membuat mata si perawat di sampingnya itu pun berkaca-kaca dan tak kuasa mmbendung linangan air matanya.

Perasaan perawat ini bergetar menyaksikan pemandangan di depan matanya, dan menuturkan, Sebagai seorang juru rawat di rumah sakit, ia banyak menemui pasien yang datang dan pergi silih berganti, termasuk kematian.

Meski melihat pasien meninggal pun dia selalu mengatakan pada dirinya sendiri, bahwa sebagai juru rawat yang profesional, tidak boleh terlalu larut dalam perasaan terhadap pasien.

Sudah tak terhitung banyaknya ia mengantar kepergian pasien meninggal, dan tak ada satu pun yang membuat matanya berkaca-kaca apalagi sampai meneteskan air mata.

Namun kali ini ia tak kuasa menahan gejolak perasaannya.

Kejadiannya terjadi pada 13 Agustus lalu, perawat melihat seorang nenek berusia 80 tahun lebih yang dirawat di rumah sakit karena kanker.

Awalnya nenek di rawat di unit perawatan intensif, kemudian dipindahkan ke kamar perawatan pasien, lalu dialihkan lagi ke pusat perawatan pernafasan dan akhirnya sampai di unit kami, katanya.

Lebih dari tiga bulan lamanya nenek dibawah perawatan unitnya.

Ketika merawat nenek itu, ia tidak pernah melihat nenek bicara atau pun beraktivitas.

Sebelumnya sudah ada penandatanganan do not resuscitation-DNR (Sebuah perintah untuk tidak dilakukan Resusitasi) ketika dialihkan ke unit kami, katanya.

Menurutnya semenjak kemarin kondisi nenek sudah mulai memburuk, napas tersengal-sengal, detak jantung juga sangat cepat, dan kemudian mulai berdetak tidak teratur.

Saya pun menyuruh perawat menghubungi keluarga pasien, dan melaporkan ke dokter yang bertugas, tambahnya.

Ketika keluarga pasien tiba, mereka pun langsung mengatakan, Kami tidak ingin proses CPR atau cardiopulmonary resuscitation, itu sangat menyiksanya.

Setelah memastikan posisi keluarga pasien, dokter jaga kemudian berpesan kepada juru rawat agar melaporkan kepadanya nanti ketika detak jantung pasien berhenti, dan ia akan mengumumkan waktu kematiannya.

ILUSTRASI. Sumber: manda-te.com

Perawat menyiapkan mesin tekanan darah, mesin electrocardiograph-ECG di samping pasien untuk pemantauan.

Selama pemantauan, perangkat medis itu terus mengeluarkan suara, kakek sempat bertanya bagaimana mematikan suara mesin itu, dia takut suara itu mengganggu pasien sebelah.

Perawat itu mengatakan, bahwa ketika dia mau memantau kondisi nenek di kamar pasien, tanpa sengaja ia mendengar kakek berkata kepada nenek.

XX, Penderitaanmu akan segera berakhir, tidak akan merasakan sakit lagi, pergilah dengan tenang, kau pergilah dulu, aku pasti akan menyusulmu nanti.

Tampak kakek membelai dahi dan menggenggam erat tangan nenek.

Ketika itu denyut jantung nenek sudah hampir berhenti.

Comments