Profesi tentara di seluruh dunia memang masih didominasi oleh kaum pria. Akan tetapi, banyak perempuan yang memilih untuk mengabdikan diri sebagai prajurit meskipun bahaya mengancam nyawa. Ada kisah dari Negara Bagian Nebraska, Amerika Serikat (AS).
Enam tahun bertugas sebagai petugas spesialis pengolahan air, Sersan Nicole Havlovic merasa bosan dan ingin tantangan baru. Meski seorang wanita, Havlovic merasa layak untuk masuk dalam skuat tempur kavaleri Pasukan Garda Nasional Nebraska.
"Saya keluar karena saya bosan. Saya sangat tidak mempunyai panduan wacana apa yang bisa saya lakukan, atau soal kemungkinan apa yang ada. Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan menyenangkan, serta berlatih di luar sana," ujar Havlovic dikutip situs resmi Angkatan Darat AS.
"Saya merasa akan bisa menyesuaikan diri dengan baik. Sudah cukup saya berada di ruangan ini. Berada di lapangan sama sekali tidak mengganggu saya," katanya.
Untuk menjadi seorang prajurit tempur, jelas Havlovic harus mempunyai kecakapan baik mental maupun kemampuan. Havlovic terlebih dulu harus mengikuti kursus panduan transisi untuk menjadi prajurit tempur. Setelah itu, peluang Havlovic untuk masuk dalam kesatuan tempur terbuka.
Dua kesatuan Kavaleri Garda Nasional Nebraska 1-134 unit kesembilan, adalah Pasukan Kavaleri Keempat dan Tim Tempur Brigade Infanteri kedua, memberikan kesempatan bagi Havlovic untuk masuk sebagai prajurit junior.
Havlovic juga menceritakan wacana pengalamannya saat menjalani masa pelatihan sebagai prajurit tempur kavaleri di Smyrna, Tennessee, April 2019. Diungkapnya, tidak ada perlakuan khusus dari tim pelatih kepada para prajurit wanita. Di sisi lain, Havlovic juga tak pernah ingin diperlakukan secara khusus dalam masa itu.
RI Dapat 14 Drone dan Alat Militer Canggih dari AS, Sehebat Apa
Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak Meninggal Dunia
Akhirnya Perempuan India Kini Boleh Jadi Jenderal Militer
Penyelamatan Dramatis, 7 Prajurit Kostrad Terjun ke Laut Maluku
Adu Kekuatan Militer Indonesia Vs China, Mana yang Terkuat?
5 Kesalahan Paling Konyol dan Fatal di Dunia Militer
"Mereka benar-benar tidak memperlakukan saya dengan cara yang berbeda. Saya juga tidak berharap mereka memperlakukan saya untuk itu. Saya berharap mereka percaya bahwa saya, dengan misi dan apa yang harus kami lakukan, bisa dipercaya dan diandalkan. Semua orang sangat menyambut saya," ucap Havlovic.
Ternyata, Havlovic bukan satu-satunya wanita yang mengikuti pelatihan untuk menjadi prajurit tempur. Rekan Havlovic, Sersan Danielle Martin, juga memaparkan pengalaman yang sama.
Martin punya asa untuk maju ke medan pertempuran menenteng senjatanya. Seperti halnya Havlovic, Martin juga menunjukkan mentalitas seorang prajurit tanpa melihat statusnya sebagai wanita.
Berbeda dengan Havlovic, Martin memulai kariernya sebagai spesialis di bidang logistik. Setelah itu, Martin juga sempat bergabung dalam kesatuan Polisi Militer AS. Naik pangkat menjadi sersan, Martin semakin yakin bahwa ia punya kans besar untuk masuk dalam skuat tempur Angkatan Darat AS.
"Sudah ada dalam radar (pengawasan) saya, bahwa saya baru saja mendapatkan E-5 (pangkat sersan) dan saya ingin pergi ke sekolah 19-Delta (Kavaleri Pengintai)," kata Martin.
"Mereka tidak memperlakukan saya secara berbeda hanya karena saya perempuan. Saya salah satu dari mereka dan saya berpikir harus seperti itu. Saya tidak datang ke sini untuk mengubah itu. Karena saya tahu, saya bisa mengatasinya baik secara fisik maupun mental. Dan, saya ingin melakukan pekerjaan itu," ucapnya.
Comments