JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih melanda Tanah Air. Pandemi ini juga menghantam sektor ekonomi karena pemerintah belum mencabut kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah yang terdampak. Akibatnya, perputaran ekonomi pun semakin merosot sehingga dari hari ke hari ada saja karyawan yang terkena dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Tak ingin mengeluarkan pesangon, sejumlah perusahaan juga membuat status baru adalah merumahkan karyawannya. Akibatnya karyawan hanya akan dibayar sekian persen dari gaji yang biasa mereka terima dengan tidak diberikan beban kerja.
Mendapat keputusan PHK yang mendadak tentu mengakibatkan ketidaksiapan emosi. Hal ini bisa berdampak pada stres dan depresi.
Terlebih, kalau si korban PHK merupakan seorang kepala rumah tangga yang sudah mempunyai anak. Tentu pemenuhan kebutuhan pun harus tetap berjalan. Apalagi jikalau mereka mempunyai anak di usia bayi atau balita.
Pakar Keuangan Agustina Fitria mengatakan, PHK dapat menimbulkan ketidakstabilan emosi orang yang kena PHK. Oleh karena itu, menenangkan diri sejenak penting dilakukan agar dapat berpikir jernih.
Kalau emosi sudah mulai tenang, lanjut Fitria, mencari solusi harus segera dilakukan agar pemenuhan kebutuhan keluarga tetap berjalan stabil.
Untuk itu, Fitria memberikan tips mengenai langkah awal yang bisa diambil pascamengalami PHK.
1. Buat daftar harta
Catat seluruh aset yang Kamu punya. Mulai dari uang pesangon, tabungan, investasi, emas, saham, kendaraan, dan sebagainya.
1,7 Juta Pekerja Di-PHK dan Dirumahkan dari 85.000 Perusahaan
2. Hitung harta kekayaan
Setelah menemukan jumlah banyaknya aset yang dimiliki, selanjutnya Kamu bisa menghitung besaran pengeluaran Kamu sehari-hari. Hal ini dilakukan guna mengetahui sejauh mana Kamu dan keluarga dapat bertahan hidup dengan harta tersebut.
Pekerja yang Dirumahkan dan PHK Tembus 2,2 Juta Orang
3. Hemat
Jikalau Kamu seorang perokok, hentikan kebiasaan itu saat ini. Ubahlah gaya hidup Kamu sehemat mungkin. Prioritaskan uang hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan mendesak.
Pangkas uang jajan seluruh anggota keluarga. Alokasikan uang makan hanya untuk makanan pokok. Selain itu, hindari pembelian barang-barang yang tidak perlu sekalipun ada diskon besar.
Selanjutnya
Comments