Kepala BKKBN Heran Masih Ada Perempuan Tak Tahu Masa Menstruasi

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Kepala BKKBN Heran Masih Ada Perempuan Tak Tahu Masa Menstruasi

Kepala BKKBN Heran Masih Ada Perempuan Tak Tahu Masa Menstruasi

KEPONEWS.COM - Kepala BKKBN Heran Masih Ada Perempuan Tak Tahu Masa Menstruasi RUPANYA Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa di Indonesia, masih ada perempuan yang belum memahami betul kesehatan reproduksinya. Termasu...

RUPANYA Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa di Indonesia, masih ada perempuan yang belum memahami betul kesehatan reproduksinya. Termasuk termasuk soal risiko sexual intercourse terlalu dini, keputihan yang sehat, pun soal durasi menstruasi.

Ya, perilaku sexual intercourse dini amat berisiko untuk si perempuan. "Di Indonesia, gara-gara sexual intercourse dini, banyak perempuan menderita kanker mulut rahim (serviks), pun kanker payudara yang salah satu penyebabnya ialah karena sexual intercourse terlalu dini," kata Hasto di webinar belum lama ini.

menstruasi

Ia sangat berharap kesehatan reproduksi khususnya bagi perempuan semakin digaungkan. Karena, BKKBN juga menemukan data bahwa masih banyak perempuan yang tak mengerti apa itu haid dan membiarkan sexual intercourse terjadi pada masa haid yang belum tuntas.

Perilaku-perilaku seperti itu, kata Hasto, yang membuat perempuan begitu rentan mengalami masalah kesehatan berkaitan alat kelamin. Meski, masalah pada alat kelamin pria juga tetap banyak ditemukan di masyarakat.

"Kesehatan reproduksi masih perlu diperjuangkan terus supaya persepsi terhadap masalah 'reproductive health' dan juga persepsi terhadap pembelajaran perihal komprehensif 'reproductive health' ini terus akan dipersepsikan dengan benar di tengah masyarakat," ungkap Hasto.

Ia menambahkan, "Terkait dengan kebersihan organ reproduksi, itu sangat penting tapi sering tidak dimengerti. Masalah Kesehatan reproduksi ini menyangkut masalah yang kompleks seperti sosial, budaya, ekonomi tapi khusus masalah yang terkait fisik dan biologis ini penting sekali untuk dipahami bersama," tutur Hasto yang merupakan seorang dokter obgyn.

Bicara mengenai upaya meminimalisir risiko kanker serviks, Hasto menyebutkan bahwa penting untuk para perempuan muda sekarang melakukan pap smear, tujuannya untuk deteksi dini. "Itu juga menjadi hal yang penting untuk mencegah adanya kanker serviks," tambahnya.

Dalam paparannya, Hasto menerangkan bahwa jikalau dibandingkan dengan 10-15 tahun yang lalu, usia seks pertama kali saat ini semakin maju. "Pada 10-20 tahun yang lalu, orang berhubungan seks, untuk perempuan kisaran usia 16-17. Nah sekarang usia 14 tahun saja sudah ada yang melakukan sexual intercourse," keluh Hasto.

"Jadi, bisa dibilang kita ini usia seksnya maju tapi otaknya enggak ikutan maju, sehingga pemahamannya tidak ikut berkembang. Banyak hal sederhana yang tidak tahu, misal membedakan keputihan sehat dan tidak, yang normal seperti apa yang tidak normal itu seperti," katanya.

Kembali ke contoh menstruasi, Hasto menerangkan bahwa para perempuan dan juga laki-laki harus menyadari proses-proses pada saat misalkan terjadi haid.

"Haid itu terkadang juga tidak dimengerti, padahal haid itukan cuma sederhana yang mana proses mengelupasnya rongga rahim, kemudian keluar darah dan perempuan saja banyak yang belum tahu sebetulnya haid itu normalnya berapa hari, sih," ungkapnya.

Hasto menerangkan, haid itu minimal 2 hari maksimal 7 hari. Kenapa maksimal 7 hari? Karena Tuhan menciptakan tubuh manusia ini kalau tergores atau terluka, ada proses yang namanya revitalisasi yaitu proses untuk membentuk epitel kembali, dan itu diharapkan waktu 7 hari.

"Jadi, kalau Kamu terluka, kulitnya itu jangan berharap sembuh sebelum 7 hari dan itu sama seperti menstruasi, jangan berharap sebelum 7 hari luka yang ada di dalam rahim sembuh. Pasti masih keluar darah walaupun sedikit," paparnya.

Artinya, kalau menstruasi dan merasa sudah berhenti keluar darahnya meski sebelum 7 hari, lalu memutuskan berhubungan seksual, kata Hasto, itu salah besar. "Karena, aslinya bagian dalam rahim belum sembuh total. Nah, hal-hal seperti ini kan penting untuk dipahami dan ini sebetulnya sederhana namun masih banyak yang tidak tahu," ujarnya.

(DRM)

Comments