Kekurangan Populasi Wanita, Pria di Pulau Ini Cari Istri Ke Benua Lain

Trending

Fun / Trending

Kekurangan Populasi Wanita, Pria di Pulau Ini Cari Istri Ke Benua Lain

Kekurangan Populasi Wanita, Pria di Pulau Ini Cari Istri Ke Benua Lain

KEPONEWS.COM - Kekurangan Populasi Wanita, Pria di Pulau Ini Cari Istri Ke Benua Lain Athaya dengan suaminya Jan dan anak mereka Jacob - BBC Ada sebuah pulau yang populasi prianya jauh lebih banyak daripada wanitanya. Kalaupun ada wanita, itu merupakan orang tua (ibu rumah tangga/sete...
kepulauan faroe Athaya dengan suaminya Jan dan anak mereka Jacob - BBC
Ada sebuah pulau yang populasi prianya jauh lebih banyak daripada wanitanya. Kalaupun ada wanita, itu merupakan orang tua (ibu rumah tangga/setengah baya), sedangkan wanita mudanya bepergian ke negara lain dan tak kembali. MbakMinah

Seperti dilansir dari BBC, Pria di Kepulauan Faroe sedang mencari istri di luar negaranya. Kepulauan yang berada di antara Norwegia dan Islandia, yang merupakan bagian dari Kerajaan Denmark, sedang kedatangan arus pendatang dari Asia Tenggara untuk menikah dengan pria kepulauan Faroe.

Beberapa tahun belakangan, kepulauan ini mengurangi kekurangan populasi. Wanita muda disana biasanya pergi meninggalkan kepulauan ini, untuk tujuan studi, namun tak kembali lagi. Para wanita di Kepulauan Faroe banyak yang protes karena komunitas setempat terlalu konservatif dan budayanya berpihak kepada laki-laki, seperti beternak, berburu, dan mencari ikan masih terlalu mayoritas. Bagi sebagian wanita, masyarakat Faroe masih terlalu sedikit dan banyak keterbatasan.

Saat ini hanya ada sekitar 2000 perempuan di usia menikah dengan total populasi 50.000 penduduk. Berdasarkan catatan resmi, wanita disana cenderung menetap di luar negeri. Hasilnya, menurut Perdana Menteri Axel Johannesen, warga Faroe mempunyai "defisit gender" mengingat jumlah pria lebih banyak dari 2.000 orang. Masalah ini mendorong para pria Kepulauan Faroe mencari asmara diluar kepulauan melalui internet. (sumber isu ini)

Beberapa pria bahkan mencari hingga ke Asia Tenggara, seperti Thailand dan Filipina. Banyak, walau tidak semua, wanita Asia yang bertemu suami mereka melalui internet, sebagian lewat situs kencan komersil. Yang lain membuat koneksi melalui sosial media atau pasangan Asia-Faroe lainnya.

Ada lebih dari 300 perempuan dari Thailand dan Filipina yang saat ini tinggal di Kepulauan Faroe. Kelihatannya tak banyak, tapi di kepulauan yang jumlah penduduknya hanya 50.000 orang, para wanita ini menjadi etnis minoritas terbesar.

Beberapa Pendatang Baru Mengalami Culture Shock
Kepulauan Faroe ialah bagian dari Kerajaan Denmark, mempunyai bahasa sendiri (berasal dari Old Norse) serta budaya yang unik - khususnya menyangkut masakan.

Masakan khas Faroe, diantaranya merupakan daging kambing yang difermentasi, ikan kod yang dikeringkan, dan terkadang daging ikan paus dan juga lemak anjing laut. Jelas sangat berbeda dengan masakan Asia yang kaya akan rempah-rempah tradisional.

Dalam siaran podcast BBC, Athaya yang menikahi pria Kepulauan Faroe, menceritakan kisahnya pindah ke kepulauan ini. Ia mengaku sangat sulit menyesuaikan diri pada awalnya. Saat ini dia menekuni usaha restoran di Torshavn, ibu kota kepulauan Faroe. Dia dan Jan tinggal di sebuah rumah yang nyaman di bantaran sebuah fjord-laut yang dalam, sempit dan memanjang yang dikelilingi pegunungan yang sangat indah. Namun dia jujur mengenai bagaimana sulitnya pindah negara pada awalnya.

kepulauan faroe Kepulauan Faroe - Google Image
"Saat putra kami, Jacob, masih bayi, saya di rumah sepanjang hari tanpa seorang pun yang bisa diajak bicara," katanya.

"Penduduk yang lain ialah orang tua dan kebanyakan dari mereka tidak berbicara bahasa Inggris. Orang-orang seumuran saya bekerja dan tak ada anak-anak untuk diajak bermain bersama Jacob. Saya sangat sendiri. Jikalau kamu tinggal di rumah-disini, kamu benar-benar tinggal di rumah. Saya bisa katakan saya tadinya depresi. Tetapi saya tahu akan seperti itu selama dua atau tiga tahun."

Kemudian, saat Jacob mulai masuk taman kanak-kanak, dia mulai bekerja di perusahaan katering dan bertemu wanita Thailand lainnya.

"Itu hal yang penting karena saya bisa membangun jaringan. Dan Saya merasakan rumah kembali."


Comments