Kecap Asin Jangan Ditambahkan pada Makanan Pasien Jantung, Ini Alasannya

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Kecap Asin Jangan Ditambahkan pada Makanan Pasien Jantung, Ini Alasannya

Kecap Asin Jangan Ditambahkan pada Makanan Pasien Jantung, Ini Alasannya

KEPONEWS.COM - Kecap Asin Jangan Ditambahkan pada Makanan Pasien Jantung, Ini Alasannya Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Sari Sri Mumpuni, Sp.Jp (K) dari RS Pondok Indah-Pondok Indah dan Bintaro Jaya mengatakan, selama mematuhi protokol kesehatan maka penderita penyakit jantung t...

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Sari Sri Mumpuni, Sp.Jp (K) dari RS Pondok Indah-Pondok Indah dan Bintaro Jaya mengatakan, selama mematuhi protokol kesehatan maka penderita penyakit jantung tidak perlu khawatir berkunjung ke rumah sakit. Pola hidup sehat juga harus terus dilakukan untuk mengurangi risiko serangan jantung.

"Caranya penderita penyakit jantung mengonsumsi makanan sehat rendah lemak trans dan satured, rendah garam, dan rendah gula atau karbohidrat, ujar Konsultan Kardiologi Intervensi ini dalam webinar RSPI: Kebiasaan Baik untuk Kesehatan Jantung di Masa New Normal, beberapa waktu lalu.

penyakit jantung

Dr. Sari juga menganjurkan untuk tidak menambahkan banyak bumbu atau perasa makanan pada pasien jantung, seperti kecap asin. Alasannya adalah kecap asin ini malah membuat kadar garam pada makanan semakin tinggi.

Kebiasaan baik lainnya untuk kesehatan jantung merupakan rajin olahraga setidaknya 150 menit dalam kuruan waktu seminggu dengan intensitas sedang. "Bisa dilakukan lima kali dalam satu pekan."

Olahraga tentunya juga bermanfaat untuk menjaga berat badan tetap ideal. Selain itu jangan lupa untuk mengecek gula darah kalau mempunyai diabetes, sementara cek tekanan darah kalau mempunyai hipertensi, angka normalnya merupakan dibawah 140/90 mmHg. Semua ini dilakukan guna menekan faktor risiko.

Seperti dilansir dari Sindo News, Dr. Sari juga meminta agar penderita penyakit jantun berhenti merokok. Selain itu juga hindari situasi yang bisa membuatnya jadi perokok pasif.

"Mudah-mudahan dengan situasi new normal (pandemi Covid-19) semakin banyak orang yang sadar untuk berhenti merokok," harap dr. Sari.

Pada kesempatan terpisah, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD, KKV, FACC, FESC Spesialis Kardiovaskular memaparkan, ada banyak sekali faktor yang menjadi penyebab penyakit jantung. Sebut saja kebiasaan merokok, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, hingga kurang bergerak.

Yuk Main ke Apartemen Indra Priawan Calon Suami Nikita Willy, 6 Fotonya Bikin Tercengang

Dr. Idrus menyoroti tren gaya hidup masyarakat ditambah kemajuan teknologi yang membuat semua serba mudah, membuat kita kurang dalam bergerak, kurang olahraga, stress, belum lagi kebiasaan merokok dan minuman alkohol. Dengan demikian jelas, gaya hidup sehat dan rajin cek kesehatan merupakan kunci pencegahan banyak sekali penyakit tidak terkecuali jantung.

(DRM)

Comments