Jangan Makan Berlebihan saat Lebaran, Ikuti Tips Sehat Ini

Tips & Tricks

Fun / Tips & Tricks

Jangan Makan Berlebihan saat Lebaran, Ikuti Tips Sehat Ini

Jangan Makan Berlebihan saat Lebaran, Ikuti Tips Sehat Ini

KEPONEWS.COM - Jangan Makan Berlebihan saat Lebaran, Ikuti Tips Sehat Ini KETIKA momen Lebaran atau Idul Fitri, banyak orang makan secara berlebihan. Ini bisa dibilang sebagai "ajang balas dendam" setelah satu bulan penuh berpuasa. Tapi nyatanya makan tak terkendali saat Le...

KETIKA momen Lebaran atau Idul Fitri, banyak orang makan secara berlebihan. Ini bisa dibilang sebagai "ajang balas dendam" setelah satu bulan penuh berpuasa. Tapi nyatanya makan tak terkendali saat Lebaran akan membahayakan kesehatan.

Namun tenang saja, ada tips sehat makan ketika momen Lebaran. Salah satunya pengaturan pemilihan makanan dan mengurangi santan. Hal ini sebagaimana disampaikan dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit UI, Muhammad Hafiz Aini.

"Memakai prinsip isi piringku, dilengkapi dengan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Jumlah sayur dan buah dicukupi hingga setengah piring. Usahakan untuk mengurangi penggunaan santan," jelas dia dalam keterangannya, seperti disitat dari Antara, Jumat (7/5/2021).

Larangan Mudik Lebaran, 333 Titik Disekat dari Lampung hingga Bali

Selain itu, sebaiknya hindari jumlah garam yang berlebihan misalnya kerupuk yang tinggi kalori dan natrium, juga karbohidrat tersembunyi agar tubuh tak terkena banyak sekali penyakit salah satunya hipertensi.

Ilustrasi makan berlebihan.

"Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan keluhan, sehingga hipertensi sering disebut dengan silent killer. Beberapa gejala hipertensi yang umum di antaranya nyeri dada, dada berdebar, penglihatan buram, mudah lelah, pusing, dan sakit kepala," terang dr Hafiz.

Ia melanjutkan, sekira 1 miliar orang di dunia mempunyai hipertensi dan sebanyak 2/3-nya ada di negara-negara berkembang, serta 25,8 persen orang dengan hipertensi hanya sepertiganya yang terdiagnosis.

Larangan Mudik Lebaran, Ini 6 Jenis Kendaraan yang Masih Boleh Melintas

Faktor risiko hipertensi sebenarnya ada dua macam yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, genetic. Sementara faktor yang dapat diubah adalah terkait pola hidup seperti kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat yang tinggi natrium/garam, obesitas, stres, dan merokok.

"Tekanan darah normal jikalau nilai sistol kurang dari 120 dan diastol kurang dari 80. Seseorang dengan tekanan sistol lebih dari 140 dan diastol lebih dari 90 harus melakukan kontrol rajin hipertensi di fasilitas kesehatan. Bila tekanan darah sistol lebih dari 180 dan diastol lebih dari 120 dan ada keluhan mendadak, dikenal dengan krisis hipertensi, kalau mengalami keadaan ini harus segera dibawa ke IGD," ungkap dia.

Comments