Jangan Gengsi Kalau Ingin Jadi Perawat Lansia di Australia

Internasional

News / Internasional

Jangan Gengsi Kalau Ingin Jadi Perawat Lansia di Australia

Jangan Gengsi Kalau Ingin Jadi Perawat Lansia di Australia

KEPONEWS.COM - Jangan Gengsi Kalau Ingin Jadi Perawat Lansia di Australia Susan Kodhyat, perempuan berdarah Sunda, sudah 10 tahun bekerja sebagai perawat warga lanjut usia, atau lansia, di Australia. Dia mengaku sama sekali tidak gengsi dengan hal itu. Syarat jadi Perawat L...

Susan Kodhyat, perempuan berdarah Sunda, sudah 10 tahun bekerja sebagai perawat warga lanjut usia, atau lansia, di Australia. Dia mengaku sama sekali tidak gengsi dengan hal itu.

Syarat jadi Perawat Lansia di Australia:

Wajib mempunyai kualifikasi jenis Certificate III dari Australia di bidang lansia, perawatan rumah dan komunitas Pendidikan Certificate III bisa ditempuh dengan waktu 20 minggu Mempunyai kemampuan bahasa Inggris untuk berkomunikas dengan lansia Mendapatkan tanggung jawab dengan penuh kesabaran dan mudah memahami Siap melakukan pekerjaan yang banyak memakai tenaga fisik

Kepada ABC Indonesia, Susan mengaku bayaran sebagai perawat lansia cukup lumayan dan tak kalah tinggi dengan profesi lainnya di Australia.

Dari sejumlah situs lowongan kerja di negara itu, upah perawat lansia ditawarkan beragam, tergantung tingkat kesulitan dan lokasi bekerja.

Tetapi rata-rata bisa mencapai di atas AU$ 55.000 atau lebih dari Rp 550 juta per tahun. Sementara upah rata-rata per jam di atas AU$ 25 atau lebih dari Rp 250 ribu.

Hanya saja, menurut Susan, saat ini tak banyak warga Indonesia yang tertarik menjadi perawat lansia karena menganggapnya sebagai pekerjaan "kotor" dan merasa "jijik".

Sebuah keluarga berfoto bersama. Susan (paling kiri) berserta keluarganya yang sudah tinggal di Australia semenjak tahun 1996.

Foto: Koleksi pribadi

"Memang pekerjaannya ada yang memandikan, membersihkan, tapi sebenarnya prosedurnya ialah memakai sarung tangan," ujar Susan, yang kini bekerja di sebuah nursing home atau panti jompo di Adelaide.

"Jadi jangan gengsi. Yang penting kita melakukan pekerjaan yang halal," tambahnya saat dihubungi Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

Tugas perawat lansia lainnya ialah mempersiapkan makanan, menyuapi, memakaikan baju, memindahkan dari tempat tidur ke kursi roda, semua tergantung kondisi kesehatan lansia yang dirawatnya.

Untuk menjadi perawat lansia di sini dibutuhkan pendidikan formil. Karenanya Susan mengambil kursus Certificate III di bidang perawatan lansia selama enam bulan.

Tetapi menurutnya, modal paling utama ialah mempunyai kewajiban moral, kesabaran, pengertian, dan bisa memperlakukannya seperti keluarga sendiri.

"Almarhum bapak saya pernah memberikan nasihat "lihatlah mereka seperti orangtua sendiri", saat saya menceritakan pekerjaan baru saya," kata Susan.

Di panti jompo tempatnya bekerja sekarang, Susan sudah berada di tingkatkan perawat pengawas. Tugasnya lebih pada memberikan obat, mengecek lansia jikalau ada luka-luka atau mempunyai kondisi tertentu.

"Menguasai diri dan lapangan" Seorang perempuan tersenyum Evie berharap ilmu dan pengalamannya merawat lansia dapat memperbaiki sektor pelayanan bagi lansia di Indonesia.

Foto: Koleksi pribadi

Bukan hanya di panti jompo, perawat lansia di Australia juga bisa mengurus lansia yang tinggal di rumahnya sendiri, seperti yang dilakukan Evie Renfey, warga Indonesia lainnya di Adelaide.

Sebelumnya ia sudah bekerja selama 20 tahun di bidang pelayanan makanan dan nutrisi di sebuah rumah sakit, sebelum memutuskan menjadi perawat lansia.

Merawat lansia di Australia Merawat lansia di Australia

Merawat lansia di Australia

Foto: ABC News, Natasha Johnson.

Menurut Evie menjadi perawat lansia rumahan lebih menantang karena bekerja di tempat pribadi sehingga medannya bisa berbeda.

Julian Assange sudah berlindung di dalam gedung kedutaan Ekuador di London sejak tahun 2012.

Julian Assange akan Diusir dari Kedutaan Ekuador di London

Poppy sekarang sudah sepenuhnya pulih setelah insiden masuk dan tergiling di mesin cuci pemiliknya.

Kucing ini Selamat Setelah Tergiling di Mesin Cuci Setengah Jam

amit

Tumbuhkan Jenggot, Pria Australia Ini Dikira Ekstrimis

"Kita harus bisa menguasai diri dan lapangan, terutama ke rumah orang asing yang situasinya kita tidak tahu seperti apa," ujar Evie yang menegaskan pentingnya mengutamakan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu.

Dari pengalamannya selama setahun terakhir, Evie melihat adanya kebutuhan yang meningkat untuk menjadi perawat lansia rumahan.

Program ABC 7.30 pernah menayangkan video perawat yang sempat membengkam lansia yang sedang dirawatnya

7.30 Report

Bulan Februari 2019, komisi khusus yang menyelidiki pelanggaran di industri nursing home menemukan 3.700 kasus penyerangan hingga penyiksaan yang dialami para lansia.

Banyak lansia khususnya mereka yang menderita sakit keras dan hanya bisa diam di tempat tidur, rentan mendapat perlakuan buruk dari perawatnya.

Menurut Evie pemberitaan buruk soal panti jompo ini membuat warga Australia enggan mengirimkan orangtuanya ke panti jompo dan lebih ingin memanggil perawat lansia datang rumah.

Di lain pihak, Evie dan Susan mengatakan ada pula kasus dimana serangan berasal dari lansia yang dirawat, karena di antara mereka ada yang sudah hilang ingatan atau mempunyai kemunduran kejiwaan.

"Kita harus mengenal sifat mereka, mengetahui persis apa yang mereka inginkan, karenanya membangun kepercayaan bagi saya merupakan nomor satu," jelas Evie.

Apakah perawat Indonesia dibutuhkan?

Baru-baru ini pemerintah Australia mengumumkan akan memberikan kewenangan bagi panti jompo dan penyedia perawatan lansia untuk mendatangkan dan memperkerjakan warga asing untuk menjadi perawat lansia.

Menurut Kementerian Imigrasi, Kewarganegaraan, dan Multikultur Australia perawat dari banyak sekali latar-belakang budaya dan bahasa dibutuhkan di Australia, mengingat banyaknya lansia yang berasal dari negara-negara lain.

Menanggapi hal ini baik Susan dan Evie mengatakan jarang melihat warga Indonesia yang dimasukkan ke panti jompo di Australia Selatan, karenanya belum diketahui apakah perlu mendatangkan perawat dari Indonesia untuk merawat lansia asal Indonesia.

Sepasang suami istri bermain angklung Yenny Chandra dan suaminya, Ferry, aktif sebagai pemain angklung dan pendiri Adelindo Angklung di Australia Selatan.

Foto: Koleksi pribadi.

Yenny Chandra yang juga berasal dari Indonesia pernah menjadi perawat lansia di Adelaide selama delapan tahun, sebelum memutuskan pensiun. Dia pun mengatakan jarang ada warga Indonesia yang masuk panti jompo.

"Dulu bahkan pernah ada mimpi komunitas Indonesia untuk membuat panti jompo sendiri, tapi terbentur karena banyaknya persyaratan," ujar Yenny yang kini aktif bermain angklung dan kegiatan seni lainnya bersama Adelindo Angklung

Menurut mereka, biasanya jikalau ada warga lansia Indonesia yang sakit maka akan diurus oleh anak atau keluarganya sendiri, bahkan dibantu komunitas Indonesia lainnya.

Susan berharap ilmu dan pengalamannya menjadi perawat lansia di Australia bisa dibawa dan diterapkan di Indonesia.

"Industri pelayanan lansia di Australia sangat unik karena kita mempunyai regulasi, pengelolaan, bahkan hingga ke cara penyiapan dan penyajian makanan. Semua ada aturannya."

Menurutnya, salah satu yang bisa diterapkan di Indonesia ialah menciptakan aktivitas bagi lansia seperti permainan, bermusik, dan kegiatan lainnya untuk menjaga mereka tetap aktif.

Comments