Ini 8 Poin Antisipasi Klaster Lokasi Wisata

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Ini 8 Poin Antisipasi Klaster Lokasi Wisata

Ini 8 Poin Antisipasi Klaster Lokasi Wisata

KEPONEWS.COM - Ini 8 Poin Antisipasi Klaster Lokasi Wisata Di tengah pandemi dan perayaan lebaran, sejumlah lokasi wisata baik di Jakarta maupun daerah rupanya dipadati lautan manusia yang berlibur. Lautan manusia terlihat dari beberapa foto yang viral di sos...

Di tengah pandemi dan perayaan lebaran, sejumlah lokasi wisata baik di Jakarta maupun daerah rupanya dipadati lautan manusia yang berlibur.

Lautan manusia terlihat dari beberapa foto yang viral di sosmed. Hal ini membuat cemas karena mereka tidak mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak.

Misalnya saja situasi Pantai Batukaras di Pangandaran, kerumunan orang di Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah dengan jumlah pengunjung lebih dari 10 ribu orang, dan beberapa lokasi wisata lain yang ada di Indonesia.

Ancol dipadati wisatawan

Dengan banyaknya orang berkerumun, ini berbahaya kalau terjadi penularan Covid-19 antar sesama warga yang berlibur.

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman memaparkan, penyebaran virus corona di Indonesia sudah pada level terburuk. Artinya, risiko penyebaran sangat mungkin terjadi.

"Indonesia sudah pada level penularan di komunitas. Itu level terburuk. Indonesia sudah satu tahun ada di level tersebut menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Jadi, kalau sudah ada aktivitas seperti itu, ya, kemungkinan besar ada penularan," ujar Dicky belum lama ini.

Namun, dia menyayangkan bahwa upaya 3T (tracing, tracking, testing) Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah daerah melakukan tindakan antisipasi mencegah klaster lokasi wisata pasca-Kebaran yaitu dengan 8 poin antara lain.

1. Respons cepat, kuat, dan terukur pada setiap level pemerintah dan sektor. Jadi, semua bersiap skenario terburuk.

2. Taktik komunikasi risiko dibangun dan dijaga kualitasnya untuk membangun persepsi risiko yang sama pada semua pihak.

3. Penguatan surveilans, khususnya pada fasilitas kesehatan, komunitas, dan genom harus diperbanyak.

4. Program deteksi kasus secara aktif di masyarakat (Community Outreach).

5. Penguatan sistem rujukan layanan faskes, memastikan ketersediaan alat kesehatan dengan baik, dan sumber daya manusia yang berbobot.

6. Akselerasi vaksinasi terhadap kelompok lansia dan komorbid.

7. Literasi kenormalan baru yang menyokong 5M dengan pemberdayaan publik.

8. Penyiapan opsi PSBB Jawa-Bali dan luar Jawa terpilih.

"Delapan poin ini merupakan langkah-langkah yang harus diambil pemerintah untuk antisipasi lonjakan kasus Covid-19. Ini harus dilakukan bersama, tak bisa dikerjakan sendiri oleh pemerintah pun harus dikerjakan oleh semua daerah," ujar Dicky.

Dicky juga meminta, jikalau pengelola wisata tidak menjamin penertiban protokol kesehatan dengan disiplin, maka jalan satu-satunya ialah tutup lokasi wisata tersebut.

(DRM)

Comments