Inggris dan AS Tuduh Rusia Tembakkan Senjata dari Satelit Luar Angkasa

Internasional

News / Internasional

Inggris dan AS Tuduh Rusia Tembakkan Senjata dari Satelit Luar Angkasa

Inggris dan AS Tuduh Rusia Tembakkan Senjata dari Satelit Luar Angkasa

KEPONEWS.COM - Inggris dan AS Tuduh Rusia Tembakkan Senjata dari Satelit Luar Angkasa Getty Images Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat menuduh Rusia telah melesatkan proyektil seperti senjata dari sebuah satelit di luar angkasa. Departemen Luar Negeri AS mengatakan penggunaan "yang...

Earth from space

Getty Images

Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat menuduh Rusia telah melesatkan proyektil seperti senjata dari sebuah satelit di luar angkasa.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan penggunaan "yang terlihat sebagai senjata anti-satelit sungguhan di orbit" mengkhawatirkan.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan memakai teknologi baru untuk melakukan pemeriksaan pada peralatan antariksa Rusia.

Dalam pernyataan resmi pada Kamis (23/07), Christopher Ford selaku Asisten Menteri Luar Negeri AS di bidang Keamanan Internasional dan Non-proliferasi, menuding Moskow bersikap munafik lantaran pernah menginginkan pengendalian senjata diperluas hingga ke luar angkasa.

"Moskow ingin membatasi kemampuan Amerika Serikat, padahal tidak punya niat menghentikan program kontra-antariksanya sendiri."

Secara terpisah, Kepala Direktorat Antariksa Inggris, Marsekal Muda Harvey Smyth, mengatakan: "Kami prihatin dengan perilaku Rusia yang menguji salah satu satelitnya dengan meluncurkan proyektil dengan karakteristik sebuah senjata."

Aksi semacam itu, menurutnya, "mengancam penggunaan luar angkasa untuk tujuan tenang" dan "berisiko menimbulkan puing-puing yang mengancam satelit dan sistem antariksa yang diandalkan dunia".

"Kami menyeru kepada Rusia untuk ke depannya menghindari pengujian seperti itu. Kami juga mendesak Rusia melanjutkan kerja bersama Inggris dan mitra-mitra lain secara konstruktif dalam mendorong perilaku bertanggung jawab di luar angkasa," tutur Smyth.

https://twitter.com/DefenceHQ/status/1286312151469166592

Ini ialah pertama kalinya Inggris melontarkan tuduhan terhadap Rusia terkait uji tembak di luar angkasa, menurut koresponden BBC bidang keamanan, Jonathan Beale.

Tuduhan itu juga diutarakan beberapa hari setelah sebuah penyelidikan menyebut bahwa pemerintah Inggris "sangat menganggap remeh" ancaman yang dimunculkan Rusia.

Peristiwa ini, menurut Beale, menambah kerisauan mengenai persaingan senjata di luar angkasa lantaran negara-negara lain juga sedang meriset teknologi yang bisa digunakan sebagai senjata antariksa.

Rusia, Inggris, AS, dan China ialah empat di antara lebih dari 100 negara yang berkomitmen menyusun kesepakatan antariksa yang menegaskan bahwa luar angkasa hanya dapat dijelajahi untuk tujuan tenang.

Rencana kesepakatan itu juga menyertakan larangan penempatan senjata di orbit atau di luar angkasa.

Pemerintah Amerika Serikat mengatakan sistem satelit Rusia yang diduga bertindak sebagai senjata merupakan satelit yang juga menimbulkan kekhawatiran pada 2018 lalu.

BBC Indonesia

Hagia Sophia Akan Gelar Salat Jumat Pertama Setelah 86 Tahun

BBC Indonesia

Mengejutkan, Israel Setujui RUU Larang Terapi Penyembuhan Homoseks

Liverpool vs Chelsea

Stasiun Televisi China Setop Siaran Langsung Premier League

Tianwen-1

Uni Emirat Arab dan China Sukses Melesat ke Mars, Bagaimana AS?

Kantor Apple.

Apple Disengat Perbudakan Muslim Uighur

Imago Images/ZumaPress

Rusia Adili Pelaku Sunat Perempuan Setelah Lockdown Berakhir

Kala itu, pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan sebuah satelit misterius milik Rusia memperlihatkan "perilaku yang sangat abnormal".

Kemudian, awal tahun ini, AS menuduh satelit yang sama bermanuver dekat satelit milik AS.

Jenderal Jay Raymond, selaku kepala komando antariksa AS, mengatakan bahwa ada bukti "Rusia menggelar uji senjata anti-satelit di luar angkasa yang tidak merusak".

Menurutnya, Rusia "memasukkan obyek baru ke orbit" dari sebuah satelit.

"Ini ialah bukti lanjutan bahwa Rusia terus beruoaya mengembangkan dan menguji sistem berbasis antariksa dan konsisten dengan doktrin terbitan militer Kremlin untuk menggelar senjata yang membuat aset-aset antariksa AS dan sekutunya dalam risiko."

Analysis box by Jonathan Marcus, defence correspondent

BBC

Tes yang disebut Amerika Serikat sebagai senjata antisatelit Rusia merupakan bagian dari pola aktivitas Rusia di luar angkasa akhir-akhir ini.

Pada Februari, militer AS mengatakan dua satelit Rusia bermanuver dekat satelit AS. Kemudian pada April, Moskow menggelar uji tembak penangkal satelit yang berbasis di darat.

Hanya empat negara Rusia, AS, China, dan India yang telah menunjukkan kemampuan antisatelit selama 10 tahun terakhir.

Hulu ledak antisatelit telah dibawa oleh pesawat atau roket dan satelit juga telah disorot oleh laser.

Namun, Moskow jelas ingin memakai satu satelitnya untuk mematikan satelit milik negara lain.

Minat dalam senjata seperti ini bertumbuh pesat mengingat semakin tergantungnya manusia pada satelit untuk banyak sekali tujuan, seperti pengumpulan data intelijen, komunikasi, navigasi, dan peringatan dini.

Tidak ada perjanjian yang melarang atau membatasi senjata semacam ini, meski sejumlah negara berpendapat bahwa perlu ada kesepakatan yang mengatur hal-hal tersebut.

Dalam konteks militer, luar angkasa telah menjadi lini baru. Sejumlah negara sudah mendirikan komando khusus dalam angkatan bersenjata mereka untuk menangani aspek pertahanan maupun serangan demi melindungi sistem antariksa mereka yang krusial.

Tes satelit baru Rusia berlangsung pada 15 Juli dengan tujuan melakukan pemeriksaan pada peralatan antariksa negara tersebut, kata Kementerian Pertahanan Rusia kala itu.

"Saat pengujian teknologi antariksa terkini, salah satu satelit domestik diperiksa dari dekat memakai peralatan khusus dari pesawat antariksa berukuran kecil," papar kementerian tersebut, sebagaimana dikutip kantor gosip Interfax.

Ditambahkan, "berita berharga mengenai kondisi teknis objek yang sedang diselidiki" telah direkam.

Comments