SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
VAKSINASI DIFTERI - Seorang siswi menjerit ketakutan saat akan disuntik vaksin Tetanus-Diphtheria Toxoid (Td) di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ahmad Yani, Jalan Kahuripan, Kota Malang, Senin (22/8/2016). Pemberian vaksin pada siswa ini untuk mecegah penularan penyakit Difteri yang telah menjangkiti enam siswa dan satu guru di sekolah tersebut. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Kementerian Kesehatan akan melakukan imunisasi ulang serentak untuk mengatasi difteri yang semakin meluas di Indonesia.
Hingga November 2017, sudah 20 provinsi melaporkan wabah difteri dengan 593 kasus dan 32 kematian.
Dilansir dari Kompas, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Mohamad Subuh, M.PPM, berkata bahwa imunisasi dilakukan dengan rumus 016.
Artinya, penyuntikan imunisasi terbagi menjadi tiga tahap.
Suka Eksperimen Susu dan Konsumsi Minuman Kemasan, Ini yang Terjadi Pada Putri Tike Priatnakusumah
Setelah penyuntikan pertama, imunisasi akan diulangi pada bulan berikutnya dan enam bulan setelahnya.
Dengan demikian, diharapkan waktu delapan bulan untuk mengevaluasi kasus merebaknya difteri, kata Subuh di Ditjen P2P Kemenkes, Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Imunisasi pertama akan dilakukan di 3 Provinsi yang memiliki kasus difteri paling banyak, yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Selain karena kasusnya paling banyak, kepadatan penduduk di 3 provinsi tersebut juga tinggi.
Sesuai rencana, imunisasi ulang serentak atau ORI ini akan dimulai pada tanggal 11 Desember 2017.
Comments