Impor RI Meningkat di Tengah Covid-19, Emas dari Hong Kong hingga Anggur China

Ekonomi & Bisnis

News / Ekonomi & Bisnis

Impor RI Meningkat di Tengah Covid-19, Emas dari Hong Kong hingga Anggur China

Impor RI Meningkat di Tengah Covid-19, Emas dari Hong Kong hingga Anggur China

KEPONEWS.COM - Impor RI Meningkat di Tengah Covid-19, Emas dari Hong Kong hingga Anggur China JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor barang konsumsi paling besar di tengah pandemi Covid-19. Adapun impor bahan baku menyumbang 7,31%. Sebagai berita nilai impor Indonesia Agustus 202...

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor barang konsumsi paling besar di tengah pandemi Covid-19. Adapun impor bahan baku menyumbang 7,31%. Sebagai berita nilai impor Indonesia Agustus 2020 mencapai USD10,74 miliar, atau naik 2,65% dibandingkan Juli 2020 yang mencapai USD10,47 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, impor bahan baku yang secara month-to-month juga mengalami kenaikan 5% di Agustus 2020, adalah terjadi pada komoditas emas dari Hong Kong, Soya Bean Flour dari Brasil, besi baja dari Ukraina.

"Lalu alat untuk kebutuhan komunikasi dari China," kata Suhariyanto secara virtual, Selasa (15/9/2020)

Impor Anjlok 24,19%, Indonesia Masih Tergantung Barang dari China

Dia memaparkan, impor barang konsumsi dan impor bahan baku untuk Agustus 2020 meningkat month-to-month, karena kenaikan tingkat impor pada sejumlah komoditas.

"Barang konsumsi month-to-month nya mengalami peningkatan 7,31%, di antaranya ialah anggur dari China, kemudian cream and powder Selandia Baru, roll sugar insolid form dari India," katanya

Sementara untuk impor non-migas bulan Agustus 2020 tercatat mencapai USD9,79 miliar, atau naik 3,01% dibandingkan Juli 2020. Kemudian impor migas Agustus 2020 senilai USD0,95 miliar tercatat turun 0,88%, dibandingkan bulan Juli 2020. Demikian pula bila dibandingkan Agustus 2019 turun 41,75%.

Peningkatan impor non-migas terbesar Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020 ialah golongan besi dan baja senilai USD89,2 juta (NULL,31%), sedangkan penurunan terbesar merupakan golongan kapal, perahu, dan struktur terapung senilai USD60,8 juta (NULL,96%).

Emas

Selanjutnya

Comments