Jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut telah mendorong peningkatan jumlah pengguna sosmed di Indonesia yang mencapai mencapai 167 juta orang.
Diproyeksikan, jumlah tersebut akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2026, mencapai sekitar 81,82% dari total pengguna. Tren peningkatan penggunaan internet tentunya akan sangat membantu masyarakat dalam mengakses berita, baik untuk kepentingan edukasi, kesehatan, maupun hiburan.
Sayangnya, kemudahan akses internet itu juga menyuburkan informasi palsu atau hoaks. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat hoaks seputar kesehatan menjadi temuan mayoritas pada periode Agustus 2018- 31 Maret 2023. Menurut catatan mereka hoaks seputar isu kesehatan tembus 2.256.
Melihat kebutuhan masyarakat yang tinggi dalam mencari berita melalui internet dan sosmed menjadi perhatian serius bagi tenaga kesehatan seperti dokter untuk menjadi peluang memberikan pesan-pesan kesehatan yang edukatif kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas dan keahlianya masing-masing. Hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari adanya hoaks atau salah berita di masyarakat terkait suatu isu kesehatan.
:Profil dr. Anggi Yurikno, Korban Pencurian Identitas oleh Dokter Gadungan Susanto di Surabaya
Saat ini, sosmed bukan hanya bisa dimanfaatkan sekedar untuk posting content yang menghibur, namun juga bisa dioptimalkan untuk menghasilkan dan menyebarkan berita kesehatan kepada masyarakat," ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG dalam keterangannya baru-baru ini.
Untuk itu, lanjut dia dokter harus bisa memanfaatkan teknologi digital, karena pada era sekarang ini lebih banyak pasien yang aktif di sosmed untuk mencari referensi berita. Hal inilah yang mendorong IDI yang didukung oleh Danone Indonesia untuk menghadirkan program DigiDoc Workshop yang diharapkan dapat memberdayakan para dokter dalam memanfaatkan kekuatan sosmed untuk pendidikan kesehatan di Indonesia.
Sementara itu, Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., mengatakan bahwa industri tidak bisa berjalan sendiri, perlu ada kolaborasi dengan asosiasi profesi seperti IDI untuk bisa membawa kebaikan bagi masyarakat.
"Untuk itu, kami di sangat menyambut baik untuk bisa bermitra dengan IDI yang menginisiasi program pelatihan bagi para dokter agar bisa memanfaatkan platform sosmed sebagai dalam berkreasi dan mengedukasi melalui platform sosmed yang sebagaimana kita ketahui bersama merupakan sarana penyampaian pesan kesehatan bagi masyarakat yang sangat efektif dan mudah dipahami masyarakat," kata dia.
Ray mengharapkan program ini dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi di bidang digital dalam rangka pembangunan industri kreatif dan memberikan banyak pesan kesehatan yang berguna bagi masyarakat di Indonesia. Sehingga harapannya kita menciptakan generasi emas Indonesia di tahun 2045.
:IDI Tekankan Pentingnya Kredensial dalam Kasus Dokter Gadungan di Surabaya
Program DigiDoc Workshop telah mewadahi lebih dari 20 dokter di Indonesia dalam memanfaatkan platform digital. Para peserta mengikuti serangkaian pelatihan selama 3 bulan dengan dibekali banyak sekali materi menarik di masing-masing sesi pelatihan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menjadi content creator di bidang kesehatan.
Comments