Hari Pariwisata Sedunia, Kemenpar Gencarkan Sustainable Tourism Development

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Hari Pariwisata Sedunia, Kemenpar Gencarkan Sustainable Tourism Development

Hari Pariwisata Sedunia, Kemenpar Gencarkan Sustainable Tourism Development

KEPONEWS.COM - Hari Pariwisata Sedunia, Kemenpar Gencarkan Sustainable Tourism Development HARI ini, Kamis (27/9/2018), merupakan Hari Pariwisata Sedunia. Untuk merayakan momen tersebut, Kementerian Pariwisata RI kembali menggelar Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata di Raffles Hotel, Kunin...

HARI ini, Kamis (27/9/2018), merupakan Hari Pariwisata Sedunia. Untuk merayakan momen tersebut, Kementerian Pariwisata RI kembali menggelar Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata di Raffles Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Dalam kata sambutannya, Arief mengatakan, Kementerian Pariwisata akan terus menerapkan program sustainable tourism development guna mengembangkan industri pariwisata Indonesia yang telah menjadi sektor unggulan Indonesia.

"Pokoknya kita akan terus melakukan sustainable tourism development. Rakornas ini menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah. Kita terus bersinergi dan menjalin komunikasi yang baik dengan kementerian terkait, untuk memajukan industri pariwisata Indonesia," tutur Arief Yahya.

Berbicara soal Sustainable Tourism Development, Kementerian Pariwisata saat ini tengah mengusahakan pembangunan berkelanjutan di 10 Destinasi Prioritas. Program tersebut mencakup pembangunan amenitas, aksesibilitas, dan atraksi (3A) yang telah dilakukan semenjak 3 tahun terakhir.

(Diundang ke Istana Merdeka, Agnez Mo Lahap Santap Tumis Pepaya & Bakwan Jagung)

"Kombinasi 3A itu secara tidak langsung akan membantu kita untuk melestarikan lingkungan, sosial, dan budaya. Kalau ketiga elemen ini sudah memenuhi standar dan siap dijajal oleh para wisatawan, tentu nanti akan muncul nilai komersialnya, dalam hal ini dapat menambah devisa negara," sambungnya.

(Pulau Bair di Maluku Tenggara, Foto: Tiara/Okezone)

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa saat ini, gambaran perekonomian Indonesia selalu dikaitkan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor pariwisata.

Semenjak terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, Jokowi telah berusaha membalikkan arah pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan membangun infrastruktur dan itu dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dari perlambatan menjadi percepatan pertumbuhan perekonomian.

(Sri Mulyani: Pemerintah Siapkan Rp500 Triliun untuk Pembangunan 10 Destinasi Prioritas)

"Indonesia dari dahulu masuk dalam kategori negara yang mengidap penyakit inflasi tinggi bahkan sudah masuk kronis. Di masa lalu tak lepas dari double digit. Alasannya banyak, padahal Indonesia negara kepulauan. Namun akhir-akhir ini inflasi sudah rendah dan kita sudah jaga pada angka 3,5 persen," jelas Darmin.

Lebih lanjut Darmin mengatakan, setahun yang lalu, pemerintah melihat dengan jelas bahwa ekonomi dunia semakin pulih, dan perdagangan dunia juga akan pulih. Untuk mengantisipasinya, pemerintah telah merancang banyak sekali kebijakan, bukan hanya industri berorientasi ekspor saja yang dikembangkan, namun juga kegiatan yang mengelola SDA.

"Kebijakan 1,5 tahun lalu, demi meningkatkan perekonomian dipilihlah pariwisata karena sektor ini cenderung 'bergerak cepat' meskipun dana yang dikeluarkan tidak murah," imbuhnya.

Darmin juga tidak memungkiri bahwa destinasi pariwisata harus dibangun secara besar-besaran mulai dari infrastruktur, produk, pertunjukan pemandangan alam atau apapun yang akan dijual. Maka dari itu dibutuhkan program Sustainable Tourism Development untuk mewujudukan hal tersebut.

"Di dalam infrastruktur, selain fisik maka pemerintah membangun infrastruktur industri di mana KEK, daerah pariwisata strategis maka itu semua merupakan upaya yang dirumuskan secara konkrit yang difokuskan pada investasi di dalam wilayah itu sendiri," ujarnya.

(Sulamadaha di Ternate, Foto: Utami/Okezone)

Ada 10 destinasi pariwisata di luar Bali yang sudah menjadi destinasi dan ada perbedaan antara daerah pariwisata dengan destinasi pariwisata. Destinasi pariwisata memerlukan sistematik di membutuhkan atraksi, aksesibilitas, amenitas.

Bagaimana urutan dalam mengembangkan pariwisata dan itu diutarakan di rapat kabinet dan problem ini cukup intens, infrastruktur penting, kebersihan penting, air bersih. Kalau daerah menjaga kebersihan, air bersih maka wilayah akan ramai bukan sebatas memikirkan jalan maupun tempat saja.

"Mengembangkan pariwisata butuh biaya, butuh waktu dan Pak Arief sudah menyusun anggaran. Antara pemerintah dengan dunia usaha bisa bekerjasama bukan dalam bentuk reksa dana saja namun ada hal lainnya guna membangun fasilitas," ungkap Darmin.

Dalam rangka menyokong pembangunan di 10 destinasi prioritas, pemerintah Indonesia telah memberikan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan mencanangkan 88 daerah strategis pariwisata nasional dan daerah wisata lainnya.

"Ini merupakan periode bahwa kita perlu pariwisata di samping industri lainnya. Pemerintah sudah memberikan dukungan penuh guna mengembangkan pariwisata hingga ke hal terkecil sekalipun," tukasnya.

(tam)

Comments