Hari Pangan Sedunia: 51,8 Persen Keluarga Miskin Sulit Beli Beras dan Sembako

Lifestyle & Fashion

Life & Style / Lifestyle & Fashion

Hari Pangan Sedunia: 51,8 Persen Keluarga Miskin Sulit Beli Beras dan Sembako

Hari Pangan Sedunia: 51,8 Persen Keluarga Miskin Sulit Beli Beras dan Sembako

KEPONEWS.COM - Hari Pangan Sedunia: 51,8 Persen Keluarga Miskin Sulit Beli Beras dan Sembako Tanggal 16 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Mirisnya kemiskinan dan kelaparan masih jadi masalah di Indonesia, sehingga gerakan operasi pangan murah bisa jadi salah sat...

Tanggal 16 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Mirisnya kemiskinan dan kelaparan masih jadi masalah di Indonesia, sehingga gerakan operasi pangan murah bisa jadi salah satu solusi.

Sebagai bukti data Badan Pusat Statistik (BPS) per kuartal I 2021, jumlah penduduk miskin di Indonesia menembus angka 27,54 juta jiwa.

Alhasi, karena jumlah penduduk miskin yang bertambah akan berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pangan.

Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengungkapkan, kerawanan pangan menjadi krisis paling serius yang dihadapi keluarga miskin di masa pandemi.

Pedagang Pasar dan Buruh Terdampak Pandemi di Banten Terima Paket Sembako

Operasi pangan murah. (Dok: Istimewa)Operasi pangan murah. (Dok: Istimewa)

Bahkan, data juga menunjukan sebanyak 51,8 persen keluarga miskin sulit membeli beras dan sembako.

Sehingga digelarnya operasi pangan murah di banyak sekali daerah bisa jadi solusi untuk masyarakat miskin dan mereka yang kelaparan karena ketidakmampuan membeli bahan pangan, karena harganya yang tinggi.

Potret kemiskinan ini juga didapatkan komunitas Aksi Cepat Tanggap (ACT), yang mendapat aduan masyarakat yang meminta pertolongan dan bantuan bahan pangan.

"Saat ini, yang terlihat, masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali. Namun faktanya, tidak sedikit masyarakat miskin yang mendatangi kantor cabang ACT di daerah-daerah untuk menanyakan bantuan pangan. Hal ini seolah menunjukkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat, belum pulih," ungkap Presiden ACT Ibnu Khajar dalam keterangan yang diterima Suara, Sabtu (16/10/2021).

Ibnu menambahkan usai pandemi Covid-19 melanda, banyak kalangan yang terdampak pemotongan penghasilan. Ia juga mengingatkan perihal nasib anak-anak yatim piatu dan janda yang kehilangan kepala keluarga karena pandemi.

Aksi Peduli, Masyarakat Terdampak Covid-19 Terima Bantuan Sembako

Itu jugalah yang membuat pihak Ibnu mengkampanyekan ajakan masyarakat untuk mau menggelar operasi pangan murah di daerahnya.

Comments