Generasi Mager (Malas Gerak) Makin Banyak, Risiko Kematian Terus Meningkat

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Generasi Mager (Malas Gerak) Makin Banyak, Risiko Kematian Terus Meningkat

Generasi Mager (Malas Gerak) Makin Banyak, Risiko Kematian Terus Meningkat

KEPONEWS.COM - Generasi Mager (Malas Gerak) Makin Banyak, Risiko Kematian Terus Meningkat MAGER atau malas gerak mungkin menjadi kebiasaan Kamu disaat waktu luang. Kegiatan ini dianggap paling asyik ketimbang harus bercapek-capek di tempat kebugaran. Konsep pemikiran ini ternyata banyak di...

MAGER atau malas gerak mungkin menjadi kebiasaan Kamu disaat waktu luang. Kegiatan ini dianggap paling asyik ketimbang harus bercapek-capek di tempat kebugaran.

Konsep pemikiran ini ternyata banyak diamini masyarakat milenial sekarang. Terbukti, menurut data badan kesehatan dunia- WHO ada lebih dari seperempat orang di dunia kurang melakukan olahraga. Temuan ini tak jauh berbeda dari hasil penelitian yang telah dikeluarkan WHO pada 2001 lalu.

Padahal, kita semua tahu bahwa semakin rajin Kamu berolahraga dengan benar dan mengatur asupan makanan yang tepat, maka angka kesehatan pun semakin tinggi. Perlu diketahui juga, gaya hidup mager atau malas gerak ini sangat berhubungan dengan risiko penyakit mematikan seperti diabetes tipe dua, beberapa jenis kanker, dan masalah kardiovaskular lainnya.

Intip Tato Atlet Voli Kazakhstan Kristina Karapetyan yang Hampir Menutupi Seluruh Tubuhnya

Dikutip Okezone dari BBC, Kamis (6/9/2018), temuan WHO tak terbatas hanya pada negara berkembang dan miskin, tetapi juga negara dengan penghasilan tinggi seperti Amerika Serikat dan Inggris. Peneliti dari World Health Organization (WHO) melihat data internal dari 358 populasi di 168 negara dengan total 1.9 juta jiwa.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Lancet Public Health di mana dijelaskan bahwa jumlah penduduk yang malas gerak di negara kaya meningkat dari 32 persen pada 2001 menjadi 37 persen pada 2016. Sementara di negara dengan pendapatan rendah, angkanya tetap stabil yaitu 16 persen. Ouch! Fakta yang menyedihkan bukan?

Mereka yang termasuk dalam kelompok kategori kurang gerak biasanya hanya 150 menit gerak santai atau 75 menit gerak cepat dalam waktu satu minggu. Sementara itu, perempuan di semua tempat kecuali Asia Timur dan Asia Tenggara, kurang aktif bergerak dibanding laki-laki.

Perbedaan sangat ketara di daerah Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara dan negara kaya di Barat. Peneliti mengatakan, beberapa faktor yang menyebabkan fenomena malas gerak ini merupakan menjaga anak seharian serta perilaku budaya yang membuat mereka semakin sulit untuk bergerak.

Lebih lanjut, di negara berpenghasilan tinggi, faktor utamanya ialah pekerjaan yang santai, hobi serta penggunaan kendaraan motor yang masif.

Laporan ini menjadi perhatian karena pada 2025 WHO menargetkan penurunan masyarakat kurang gerak hingga 10 persen. "Tidak seperti masalah kesehatan besar yang lain, level kebiasaan malas gerak tidak jatuh menyeluruh, dalam rata-rata, dan seperempatnya orang dewasa tidak melakukan gerak sesuai rekomendasi demi kebaikan kesehatan. Regional yang levelnya meningkat merupakan perhatian yang besar bagi kesehatan publik," kata kepala peneliti dari WHO, Dr Regina Guthold.

(dno)

Comments