WARTA KOTA/WARTA KOTA/Nur Ichsan
Mengantisipasi merebaknya penyebaran penyakit difteri, yang telah banyak meminta korban jiwa seperti yang terjadi di Surabaya dan Tangerang, Puskesmas Kecamatan Tambora bersama kader posyandu Kelurahan Duri Selatan, menggelar imunisasi difteri masal di wilayah itu, Rabu (13/12/2017). WARTA KOTA/Nur Ichsan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
JAKARTA - Penyebaran wabah difteri sudah sedemikian meluas secara cepat di Indonesia.
Pemerintah pun telah menyebut wabah tersebut sebagai kejadian Luar Biasa (KLB) karena menyebar di 142 kabupaten/kota di 28 Provinsi.
Jumlah korban meninggal pun kini telah bertambah menjadi 38 orang, sedangkan korban yang dirawat sebanyak 600 pasien.
Dalam rentang waktu dari Januari hingga Desember 2017, kasus KLB difteri di Indonesia terhitung yang terbesar di dunia.
Populasi penduduk di Indonesia yang menderita penyakit difteri disebut memang paling banyak jikalau dibandingkan negara yang pernah terjangkit wabah yang sama.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, 18 Desember 2017, Ketua Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan memberikan bahwa data tersebut diperoleh dari dua lembaga kedokteran yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan IDAI yang ada di seluruh daerah di tanah air.
"Data tersebut diperoleh dari anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) di banyak sekali daerah," ujar Aman.
Ia juga meminta agar perkembangan dan penyebaran wabah tersebut terus dilaporkan pada lembaga yang dipimpinnya.
"Kita meminta jikalau ada kasus difteri, setiap profesi melaporkan ke IDAI, kami sudah hitung, biasanya data kami sama dengan yang dimiliki Kementerian Kesehatan," terang Aman.
Comments