"Aku pertama kali cari psikolog untuk diriku sendiri di usia 13 tahun. Aku cari sendiri, ngumpet-ngumpet dari orangtuaku. Saat itu aku udah punya uang jajan sendiri, aku cari-cari tahu," ungkap Ariel Tatum, di daerah Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10).
Tak hanya satu, saat itu Ariel Tatum mendatangi tak kurang dari lima psikolog. "Dan nggak menemukan jalan keluarnya. Semua bilang aku bipolar, anxiety, stress berat past life. Aku nggak terima wantu itu," imbuhnya.
Ariel Tatum tak bisa mendapatkan diagnosis yang dikeluarkan dokter. Ariel masih yakin jiwanya baik-baik saja. Tapi, penolakan itu membuat artis kelahiran Jakarta, 8 November 1996 itu semakin tidak bisa tenang.
"Aku stres sendiri, terus cari di google. Tapi keluarnya menakutkan. Akhirnya aku berhenti beberapa saat. Aku mulai suka lukain diriku sendiri di tempat yang orang nggak bisa lihat. Di situ aku tahu harus cari bantuan ke yang lebih profesional lagi," tutur Ariel Tatum.
Setelah lulus SMA, Ariel Tatum kembali mencari psikolog untuk konsultasi. Hingga akhirnya Ariel bertemu dengan psikolog yang benar-benar bisa membuatnya nyaman hingga sekarang.
Ke depan Ariel Tatum ingin menyebarkan cerita kepada lebih banyak orang. Ariel berharap bisa membuka wawasan orang lain, khususnya yang mengalami gelaja kecemasan dan ketakutan, seperti yang pernah ia alami.
"Aku melihat masyarakat Indonesia sekarang udah lebih terbuka sama kesehatan mentalnya. Udah banyak juga akun akun bahkan di Instagram soal pengetahuan yang data-datanya semua lengkap. Tapi kurang menurut aku yang lihat," pungkas Ariel Tatum.
(ari)
Rekomendasi
Comments