Cina Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata

Internasional

News / Internasional

Cina Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata

Cina Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata

KEPONEWS.COM - Cina Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata Cina Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata 'Cina harus dan akan bersatu ini ialah suatu persyaratan yang tak dapat dielak untuk membuat suatu pembaharuan hebat bagi penduduk Cina di masa yang akan datang...
Cina Ancam Rebut Taiwan Dengan Senjata

'Cina harus dan akan bersatu ini ialah suatu persyaratan yang tak dapat dielak untuk membuat suatu pembaharuan hebat bagi penduduk Cina di masa yang akan datang,'' tegas presiden Xi dalam pidato perayaan 40 tahun Hubungan Lintas Selat Cina-Taiwan di Great Hall People of Beijing, Selasa 1 Januari 2019.

Dalam desakan unifikasi ini, President Xi kembali menggagas 'Satu Negara Dua Sistem'' tanpa menghilangkan opsi militer dalam proses penyatuan kembali Taiwan. 'Kami tidak bisa berjanji untuk mengakhiri kekuatan militer dan akan memakai pilihan ini kalau diharapkan,'' tambahnya.

Gagasan President Xi pun ditolak oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen yang menyatakan bahwa negaranya tidak akan mendapatkan 'Satu Negara Dua Sistem'' dalam pengaturan politiknya. Tsai menegaskan bahwa penduduk Taiwan tidak akan menyerahkan kemerdekaannya kepada negara otoriter.

Beijing harus menghormati desakan 23 juta orang untuk kemerdekaan dan demokrasi. Beijing harus memakai kedamaian dan persamaan untuk mengatasi perbedaan yang kita miliki, kata Tsai Ing-Wen.

Usul Satu Negara Dua Sistem telah diimplementasikan di Hongkong dan Macau setelah Inggris memberikan kembali kedua kota ini kepada Cina pada tahun 1997. Namun usul ini ditolak oleh Claudia Mo, dewan legislatif pro demokrasi Hongkong, Cina akan 'menelan Taiwan tak hanya politik tapi juga ekonomi dan kultur.

Lebih lanjut Claudia memaparkan bahwa pola yang diterapkan Cina untuk Hongkong dan Macau tidaklah tepat diterapkan di Taiwan, melihat kemerdekaan yang kian memudar setiap tahunnya di Hongkong.

Beberapa pihak di Taiwan setuju dengan Beijing, mereka mengatakan memburuknya hubungan dengan Beijing telah merusak usaha, pemotongan anggaran pensiun, hingga pengurangan hari libur publik. Pendapatan pun dikatakan tidak sesuai dengan kenaikan biaya hidup di Taiwan.

Tahun lalu, partai yang berkuasa di Taiwan menderita kekalahan besar dalam jajak pendapat jangka menengah, Beijing menuding ini merupakan karena dari penolakan unifikasi. Ragam cara pun telah dilakukan Cina untuk memangkas keberadaan Taiwan di ranah Internasional seperti menghentikan Taiwan dari forum global, 'memburu' sekutu diplomatik Taiwan, hingga tekanan Cina kepada sektor usaha asing untuk memasukkan Taiwan sebagai bagian dari Cina pada situs website mereka.

Semenjak akhir perang sipil Tiongkok di tahun 1949 Taiwan menyatakan diri sebagai negara berdaulat secara de facto dengan mata uang, sistem politik, dan sistem peradilan mandiri. April 1979, President Chiang Ching Kuo tegas menolak tawaran unifikasi ini dengan kebijakan ''Tiga penolakan'' : tanpa kontak, tanpa kompromi, dan tanpa negosiasi dengan Cina. Ketegangan ini mulai mereda di 1987 ketika penduduk Taiwan dapat mengunjungi sanak saudaranya di Cina.

slc/rzn (Reuters, AFP, DPA)

Comments