Caballero menyebut putrinya, bernama Guillermina, harus berjuang hidup dan mati dalam pengobatan selama lima tahun untuk menyelamatkan kedua matanya. Saat itu Guillermina berusia 14 tahun ketika ia dinyatakan sembuh.
Ia tak bisa menahan tangisnya ketika mendapati Guillermina merayakan dengan istrinya Lucia dan putri bungsunya Itanna saat Caballero menyelamatkan tiga tembakan penalti dari Liverpool pada final League Cup 2016 lalu.
"Saat itu merupakan momen yang emosional. Dulunya, aku menggondol banyak trofi bersama Boca Juniros dan tim nasional, namun ini pertama kalinya aku mendapatkan sesuatu yang besar untuk keluargaku," kata Caballero yang ketika itu masih bermain untuk tim Manchester City, dikutip dari Mirror.
Demi menemani anaknya, Caballero pindah dari Argentina ke Spanyol. Selama lima tahun pengobatan itu termasuk kemoterapi, sayangnya dokter akhirnya memutuskan untuk mengoperasinya dan menyebabkan ia kehilangan satu matanya.
"Setelah itu, si dokter mencoba untuk berhati-hati dengan mata lainnya dan butuh waktu lama untuk mereka mengatakan dia aman. Sekitar empat atau mungkin lima tahun," tutur pria berusia 36 tahun ini.
Kesembuhan anaknya telah memotivasi dirinya. Ia tak berharap hal ini terjadi pada semua orang, namun ia menyebut dalam hidupnya ia kini sangat bahagia dan begitu pula keluarganya.
"Makanya aku selalu bilang bahwa hidup merupakan hal yang paling penting. Selalu. Saat kamu sedang bersama tim kadang kamu mendengar 'blablabla', orang-orang pada komplain terus-terusan mengenai hal kecil. Padahal itu tidak penting," Caballero menambahkan.
"Aku hanya mencoba untuk memberikan yang terbaik dari diriku," tandasnya.
(frp/up)
Comments