Biar Bayi Sehat, Bunda Jangan Ragu Antar si Kecil untuk Imunisasi

Lifestyle & Fashion

Life & Style / Lifestyle & Fashion

Biar Bayi Sehat, Bunda Jangan Ragu Antar si Kecil untuk Imunisasi

Biar Bayi Sehat, Bunda Jangan Ragu Antar si Kecil untuk Imunisasi

KEPONEWS.COM - Biar Bayi Sehat, Bunda Jangan Ragu Antar si Kecil untuk Imunisasi DALAM memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2017, diperkirakan 19,4 juta bayi di seluruh dunia masih belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Padahal, bayi semenjak usia 0 bulan wajib mendapatkan imuni...

DALAM memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2017, diperkirakan 19,4 juta bayi di seluruh dunia masih belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Padahal, bayi semenjak usia 0 bulan wajib mendapatkan imunisasi.

Di tahun 2015, sekira 19,4 juta bayi tidak mendapatkan suntikan vaksin karena pengaruh orangtua. dr Piprim B Yanuarso SpA(K) mengatakan, hampir 60 persen bayi yang tinggal di 10 negara tidak mendapatkan imunisasi dasar wajib, termasuk Indonesia.

Karena masih banyak orangtua yang beralasan, sehingga tidak mau mengantarkan anaknya untuk imunisasi. Berdasarkan Riskesdas 2013, bayi tidak divaksin karena tidak diizinkan keluarga. Tak cuma itu, anak juga bisa mengalami demam, beranggapan anak jadi sering sakit, tidak tahu tempat imunisasi, tidak sempat mengantar anaknya imunisasi, atau beralasan repot.

Padahal, masih banyak penyakit berbahaya bagi anak yang masih terjadi. Namun, semua itu sebenarnya bisa dicegah dengan suntik vaksin.

"Padahal imunisasi bisa mencegah penyakit, dinilai sangat efektif. Orangtua diminta untuk tidak takut mengantar anaknya imunisasi karena banyak sekali alasan," tutur dr Piprim di daerah Salemba, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Adapun penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin antara lain, BCG mencegah tuberkulosis, Hepatitis B untuk kanker hati, DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus.

Lalu, ada vaksin campak untuk penyakit campak yang jumlah penderitanya banyak di Indonesia. HiB untuk pencegahan terhadap penyakit pneumonia dan meningitis semenjak bayi.

Ditambah dengan MMR vaksin untuk campak, gondongan dan campak Jerman. Ada lagi vaksin pneumokokus, varisela, tifoid, hepatitis A, dan vaksin HPV.

Juga, vaksin rotavirus untuk cegah diare. JE untuk radang otak, dan dengue untuk mencegah demam berdarah. Selanjutnya, ada vaksin meningitis untuk mencegah radang selaput otak dan rabies untuk pencegahan penyakit anjing gila.

"Semua vaksin yang menjadi program pemerintah nasional bisa didapatkan gratis di Puskesmas. Semenjak 0 bulan bisa diberikan sesuai dosisnya," papar Ketua Satgas Imunisasi PP IDAI Prof Dr dr Cissy B Kartasasmita SpA(K) MSc, ketika ditemui di Gedung IDAI, Salemba, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI berencana akan menambahkan empat vaksin baru yang akan diberikan kepada anak pada 2019 mendatang. Langkah ini dilakukan agar anak memiliki kualitas hidup yang sehat. Dr Subuh menyebutkan empat vaksin baru sebagai berikut:

MR

"Selain ada vaksin yang dilaksanakan pada kemarin, pada 2016, kita mulai vaksin MR untuk mencegah rubella," teramg Dr H M Subuh, MPPM, selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI. Vaksin MR dilakukan mulai 2017, kmpanye fase pertama rencananya akan mulai di luar Pulau Jawa. Kemudian pada 2018 pemerintah akan menyosialisasikan dan berkampanye seluruh Indonesia, untuk memberikan vaksin ini sehingga 2anak terlindung dari virus rubella. Vaksin ini menggantikan vaksin campak yang selama ini diberikan.

HPV

Proyek demonstrasi vaksin HPV ini diperkenalkan di DKI Jakarta untuk pertama kalinya. Pada tahun ini, kampanye vaksin ini masih disosialisasikan kepada masyarakat di Pulau Jawa, seperti di Kabupaten Kulon Progon Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Surabaya.

Japanese Encephalitis

"Japanese Echipalitis, meskipun ini hanya menyerang daerah tertentu, tapi penyakit ini dikembangkan oleh nyamuk culex atau nyamuk ladang," terang dr Subuh. Karena JE sempat mewabah di Pulau Bali, program vaksin ini dikampanyekan dan diperkenalkan terlebih dahulu di Bali hingga tahun 2018.

Pneumococcus

Dr Subuh mengatakan. vaksin penumococcus, ini juga amat diharapkan anak-anak. Pasalnya, ia menambahkan, kematian balita mencapai 12,73 persen cukup tinggi yang akan terjadi pneumococcus. Vaksin ini akan diperkenalkan di Lombok Barat dan Timur pada tahun ini.

Biar Bayi Sehat, Bunda Jangan Ragu Antar si Kecil untuk Imunisasi

Comments